
Pasar Saham Eropa Dibuka Merah Mengikuti Wall Street

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Eropa sedikit menurun pada pembukaan Rabu (19/1/2021) karena pasar global melemah menyusul aksi jual di Wall Street kemarin, didorong kenaikan imbal hasil (yield) obligasi dan rilis kinerja emiten yang lebih buruk dari perkiraan.
Indeks Stoxx600 turun 0,1% di awal perdagangan, dengan indeks saham sektor makanan dan minuman yang turun 0,7% memimpin koreksi. Sementara itu, saham ritel naik 1,7%.
Pelaku pasar di Eropa cenderung berhati-hati setelah aksi jual menimpa Wall Street yang dipicu oleh naiknya imbal hasil obligasi memicu koreksi pasar global pada sesi perdagangan sebelumnya.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terus menguat pada Selasa, dari awal tahun, mencapai 1,87%, menjadi level tertinggi dalam 2 tahun. Sementara itu, suku bunga tenor 2 tahun, yang mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, mencapai 1% untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.
Beberapa emiten Eropa akan merilis kinerjanya, seperti Burberry. Investor gelisah menanti jadwal bank sentral AS menetapkan penaikan suku bunga acuan dan memperketat kebijakan moneter yang berlaku sangat longgar di era pandemi.
Rata-rata bursa AS turun tajam pada Selasa setelah pendapatan kuartal keempat Goldman Sachs meleset dari ekspektasi pasar. Pendapatan bank besar berlanjut pada hari Rabu dengan laporan Bank of America dan Morgan Stanley dijadwalkan merilis neraca keuangannya pada pagi.
Kontrak berjangka (futures) indeks saham AS saat ini bergerak stabil, sementara mayoritas indeks saham Asia-Pasifik jatuh pada Rabu menyusul aksi jual di Wall Street.
Tingkat inflasi Inggris melonjak ke level tertinggi, dalam 30 tahun, pada Desember, Biro Statistik mengatakan Rabu, karena biaya energi yang lebih tinggi, permintaan yang bangkit kembali dan masalah rantai pasokan yang memicu kenaikan harga konsumen.
Inflasi mencapai 5,4%, tertinggi sejak Maret 1992 dan naik dari 5,1% pada November, tertinggi dalam satu dekade. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 5,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan