Analisis Teknikal

Semangat, IHSG Tunjukkan Tanda Balik Arah di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
19 January 2022 12:45
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,07% di level 6.609,63 pada sesi I perdagangan Rabu (19/1/2022).

Di awal perdagangan IHSG sempat ambles ke level terendahnya di 6.575,38. Setelah itu indeks rebound. Sebanyak 241 saham menguat, 267 saham melemah dan 162 stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp 5,78 triliun. Asing membukukan jual bersih di pasar reguler sebesar Rp 14,15 miliar.

Sementara itu mayoritas bursa saham Asia hingga siang ini mengalami pelemahan. Hanya Straits Times yang masih berada di zona hijau dengan penguatan tipis 0,03%.

Semalam bursa saham AS ditutup 'kebakaran' sehari setelah libur memperingati hari Martin Luther King Jr. Semua indeks saham AS terkoreksi lebih dari 1,5%.

Indeks Dow Jones Industrial ambles 1,51%. Indeks S&P 500 anjlok 1,84%. Indeks Nasdaq Composite yang paling parah karena mengalami penurunan hingga 2,6%.

Dari pasar obligasi pemerintahnya, yield obligasi negara AS tenor pendek 2 tahun sudah melampaui 1%. Sedangkan untuk yield tenor 10 tahun naik hingga 1,87% dan tertinggi dalam 2 tahun.

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS telah memantik aksi jual di pasar saham. Kenaikan yield di pasar semakin mencerminkan bahwa pelaku pasar semakin mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari yang awal diperkirakan.

Pasar hari ini masih akan dibayangi oleh perkembangan kasus Covid-19, terutama di Tanah Air. Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 1.362 kasus baru di Indonesia. Dengan begitu, total kasus konfirmasi mencapai 4.273.783 kasus.

Sejak awal tahun ini, memang terjadi tren kenaikan kasus harian Covid-19. Setidaknya sejak 11 Januari 2022, kasus harian Covid-19 tidak pernah lebih rendah dari 600 kasus.

Angka tersebut lebih tinggi ketimbang pertambahan kasus harian Covid-19 sepanjang Desember 2021, yang berada di rentang 92 - 311 kasus.

Terakhir kali angka kasus harian Covid-19 berada di atas 1.362 kasus (per Selasa kemarin) adalah pada 8 Oktober 2021 (1.384 kasus).

Untuk melihat arah pergerakan indeks di sesi II, maka perlu mencermati indikator teknikal dari IHSG. Berikut ulasannya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan sesi I, IHSG bergerak mendekati level resisten terdekatnya di 6.632. Sedangkan untuk level support IHSG berada di 6.600.

Apabila IHSG menjebol level 6.600 maka ada peluang untuk melanjutkan koreksi di 6.550.

Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI), saat ini IHSG berada di area 44,76, masih belum menunjukkan level jenuh beli maupun jenuh jualnya. Namun tren cenderung meningkat mengindikasikan adanya tekanan beli.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 mendekati garis EMA 26 dan membentuk pola konvergen.

Di sisi lain bar histogram indikator MACD masih berada di teritori negatif tetapi mulai ada tanda akan bergerak di zona positif.

Ini bisa menjadi pertanda bahwa peluang IHSG menguat sebenarnya cukup terbuka untuk perdagangan sesi II nanti.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular