Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Berakhir Terkoreksi pada Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 January 2022 11:53
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan berkepanjangan hingga penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (19/1/2022), mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) yang dini hari tadi terpukul kenaikan imbal hasil (yield) obligasi.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.609,626 atau melemah 4,43 poin (-0,07%) pada pukul 11:30 WIB. Dibuka turun 0,06% ke 6.609,832, indeks acuan utama bursa ini sempat menguat ke level tertinggi hariannya pada 6.615,451 jelang pukul 09:00 WIB.

Selepas itu, IHSG berbalik melemah sehingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.575,381 tepat pukul 09:00 WIB. Mayoritas saham tertekan sebanyak 267 unit, sedangkan 241 lain menguat, dan 162 sisanya flat.

Nilai perdagangan surut ke level Rp 5,78 triliun dengan melibatkan 11 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 797.000-an kali. Investor asing hari ini mencetak penjualan bersih (net sell), senilai Rp 14,15 miliar.

Saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 79,5 miliar dan Rp 39,5 miliar. Keduanya drop, masing-masing sebesar 2,76% dan 1,33% menjadi Rp 7.050 dan Rp 5.575/saham.

Sebaliknya, saham yang mereka buru terutama adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Unted Tractors Tbk (UNTR) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 78,9 miliar dan Rp 130,2 miliar. Keduanya juga melemah, masing-masing sebesar 0,24% dan 0,11% menjadi Rp 4.240 dan Rp 23.625/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 537,7 miliar dan Rp 212 miliar, diikuti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) senilai Rp 201,7 miliar.

Koreksi IHSG terjadi di tengah tren pelemahan bursa utama Asia, di mana indeks Nikkei Jepang dan Shanghai China melemah masing-masing sebesar 2,23% dan 0,29%. Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong masih menguat tipis, sebesar 0,02%.

Fajar tadi, indeks Dow Jones Industrial ditutup ambles 1,51%, sementara S&P 500 anjlok 1,84% dan Nasdaq Composite terbanting hingga 2,6%. Koreksi massal terjadi setelah yield obligasi negara AS tenor pendek 2 tahun sudah melampaui 1% sedangkan yield tenor 10 tahun naik hingga 1,87% dan tertinggi dalam 2 tahun.

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS telah memantik aksi jual di pasar saham yang mencerminkan bahwa pelaku pasar semakin mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan semula. Di negara berkembang, imbal hasil tinggi tersebut berpeluang memicu capital outflow.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular