Era Suku Bunga 0% Segera Berakhir, Harga Tembaga Karam

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
17 January 2022 13:30
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga terjun pada perdagangan jelang siang hari ini karena pandangan pasar terhadap kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Persediaan yang sedikit jadi penopang tembaga untuk tidak jatuh lebih dalam.

Akhir pekan lalu, harga tembaga dunia tercatat US$ 9.731,5/ton, jatuh 2,28% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya.

Dolar yang menguat menekan harga dan membuat tembaga yang diperdagangkan dengan greenback jadi lebih mahal ketimbang mata uang lainnya.

Indeks dolar AS semakin mantap merangkak naik meninggalkan posisi terendah sejak November tahun lalu di US$ 95,11. Indeks dolar AS saat ini berada di level US$ 95,16.

Kenaikan dolar merupakan respon dari sinyal kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh beberapa Gubernur The Fed.

Gubernur Fed Lael Brainard, pada hari Kamis, memberi sinyal era suku bunga nol akan segera berakhir setelah dua tahun terguncang pandemi.

"Kami akan berada dalam posisi untuk melakukan itu (menaikkan suku bunga) segera setelah pembelian kami dihentikan," katanya.

"Mengangkat pada bulan Maret tampaknya hal yang cukup masuk akal," kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Presiden Fed St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga menandai kenaikan suku bunga Maret pada hari Rabu.

Hingga pekan lalu survei CME FedWatch ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga pertama kali pada bulan Maret terus meningkat dan saat ini sudah mencapai persentase 83,1%. Pasar menilai suku bunga naik ke 0,25% - 0,5%.

Kenaikan suku bunga lebih awal dapat memangkas likuiditas di pasar keuangan dan memperlambat pemulihan di ekonomi negara terbesar dunia itu dan berpengaruh negatif terhadap harga tembaga.

"Jika bank sentral mengetatkan itu bukan pertanda baik untuk komoditas, karena likuiditas adalah sumber kehidupan aset berisiko," kata analis independen Robin Bhar.

Namun penurunan lebih lanjut dibatasi oleh tingkat persediaan tembaga yang rendah. Persediaan tembaga di gudang bursa London (LME) berada di 86.300 ton, turun 66% dari tertinggi Agustus.

Stok di gudang yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange sebesar 30.330 ton, mendekati level terendah sejak 2009.


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning! JP Morgan Bilang Harga Tembaga Bearish

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular