Market Cap BCA Rekor Lagi, Tapi Emtek Malah Ambles

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 January 2022 11:54
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Dari bursa global, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street juga bergerak di zona merah pada pekan lalu, karena koreksi saham raksasa teknologi di AS, di mana saham-saham teknologi di Negeri Paman Sam cukup volatil sejak awal tahun 2022.

Investor juga cenderung cash out pada pekan lalu. Lagi-lagi, pergerakan harga aset keuangan masih dibayangi dengan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang lebih ketat ke depan.

Seperti yang sudah diketahui bersama, saham teknologi memang sangat sensitif di tengah siklus pengetatan yang dilakukan otoritas moneter Negeri Paman Sam.

Selain itu dari rilis data ekonomi, sentimen kurang sedap yang menjadi pemberat harga aset berisiko seperti saham pada pekan lalu datang dari laporan sektor ketenagakerjaan di AS.

Data klaim tunjangan pengangguran tercatat mencapai 230 ribu, lebih tinggi dari perkiraan pasar di angka 200 ribu.

Namun yang utama, pelaku pasar merespons dari inflasi AS yang kembali memanas pada Desember 2021. Pekan lalu yakni Rabu, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada periode Desember tahun lalu melonjak menjadi 7% secara tahunan (year-on-year/YoY), menjadi yang tertinggi dalam empat dekade.

Sedangkan esok harinya, yakni Kamis, Indeks Harga Produsen (IHP) AS pada Desember tahun lalu juga naik menjadi 9,7%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Namun, hasil tersebut lebih baik daripada yang dikhawatirkan beberapa investor, membantu menstabilkan pasar pada pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular