Ulasan Sepekan

Harga CPO Terpelanting Menyusul Kabar Buruk dari Bollywood

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Minggu, 16/01/2022 16:45 WIB
Foto: REUTERS/Samsul Said

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok sepanjang pekan ini, berbalik dari reli besar yang tercipta sepekan sebelumnya, di tengah proyeksi turunnya konsumsi di India.

Harga kontrak berjangka (futures) CPO untuk pengiriman Februari 2022 di Bursa Derivatif Malaysia anjlok 1,01% ke MYR 5.276/ton atau drop 54 ringgit pada Jumat (16/1/2022). Koreksi itu menggerus reli pada Kamis sebesar 1,33%.

Sepanjang pekan, harga komoditas andalan Indonesia dan Malaysia ini tertekan tiga kali, yakni pada Selasa, Rabu, dan Jumat. Dus selama sepekan CPO anjlok 1,01% dari posisi Jumat pekan lalu sebesar MYR 5.330/ton.


Koreksi mingguan tersebut juga menggerus reli yang terbentuk sepekan lalu sebesar 3,31%. Sepanjang tahun berjalan, harga kontrak CPO teraktif tersebut terhitung masih mrnguat sebesar 2,27% dari posisi akhir tahun lalu sebesar MYR 3.600/ton.

Koreksi terjadi setelah impor minyak nabati di India sebagai konsumen utama CPO dunia pada tahun 2022 diprediksi melemah 2% di tengah upaya Negeri Bollywood tersebut untuk mendongkrak basis produksi di dalam negeri.

Chief Executive Officer (CEO) Malaysian Palm Oil Council (MPOC) Wan Aishah Wan Hamid menilai total impor minyak nabati di India tahun ini akan berada di level 13,8 juta ton, turun dari capaian tahun lalu sebanyak 1411 juta ton.

Namun secara fundamental, harga sawit diprediksi masih akan menguat mengikuti tren pemulihan ekonomi dunia, yang biasanya diikuti dengan peningkatan konsumsi komoditas utama sektor manufaktur seperti energi dan CPO.

Ivy Ng kepala riset perkebunan di CGS-CIMB memproyeksi harga CPO akan tetap kuat di kisaran MYR 4.500-MYR 5.500 per ton bulan ini, terutama di tengah adanya kemungkinan bahwa pasokan minyak sawit akan tetap ketat dalam waktu dekat.

Biasanya pada kuartal pertama produksi CPO rendah karena Malaysia dan Indonesia sebagai produsen utama CPO mengalami curah hujan yang lebih deras dari biasanya. Secara bersamaan, hari raya Imlek biasanya memicu kenaikan konsumsi.

Khusus di Malaysia, kendala sumber daya manusia yakni penundaan perekrutan tenaga kerja asing akan membuat aktivitas penanaman dan panen terhambat dalam waktu dekat, menurut CPO Analytics.

"Kami memperkirakan produksi minyak sawit Januari turun 12,5% (month-to-month/mtm) karena musim hujan dan kekurangan tenaga kerja. Ekspor turun 20% karena penjatahan permintaan," tutur Dr. Sathia Varga pendiri CPO Analytics di Singapura, dikutip Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Strategi Sawit RI di Tengah Tekanan Ekonomi Global