
Sudah Naik Belasan Persen, Harga Minyak Kepleset

Selain itu, investor juga merespons negatif pernyataan Charles Evans, Presiden Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed cabang Chicago. Evans menyebut bukan tidak mungkin The Fed menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali tahun ini kalau inflasi tidak kunjung 'jinak'.
Pada Desember 2021, inflasi Negeri Paman Sam mencapai 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah laju tercepat sejak 1982 atau 40 tahun.
"Percepatan inflasi akan membuat The Fed terpaksa bertindak untuk mempelambat laju pertumbuhan ekonomi. Ini tentu menjadi sentimen negatif buat harga minyak," kata John Kilduff, Partner di Again Capital Managemen yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Ingat, AS adalah konsumen minyak terbesar dunia. Jadi kalau konsumsi minyak di AS melambat gara-gara The Fed 'mengerem' laju pertumbuhan ekonomi, maka tentu akan sangat berpengaruh terhadap harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)