Mohon Maaf Investor, Rupiah Sedang Mager Dulu Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir dana asing ke pasar keuangan RI terutama saham menjadi katalis positif untuk kinerja nilai tukar rupiah.
Di pasar saham, investor asing telah mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 3,37 triliun dalam sepekan terakhir. Kemarin, asing net buy saham di pasar reguler lebih dari Rp 570 miliar.
Akibat inflow tersebut, rupiah berhasil menguat 0,17% dan terakhir berada di bawah Rp 14.300/US$ pada perdagangan kemarin di pasar spot.
Meskipun terjadi inflow di saham, pasar obligasi pemerintah cenderung mencatatkan outflow. Hal ini tercermin dari awal bulan hingga 11 Januari kepemilikan asing di SBN domestik turun hampir Rp 6 triliun.
Hal tersebut menunjukkan bahwa asing lebih getol memburu saham daripada obligasi pemerintah.
Menurut laporan riset MNC Sekuritas yang bertajuk Anticipating FFR Hikes : Favor Stock Over Bond, saham baik global maupun domestik cenderung tidak terlalu sensitif terhadap siklus kebijakan moneter the Fed jika dibandingkan dengan obligasi pemerintah.
Faktor arah kebijakan suku bunga oleh the Fed dan bank sentral lain masih akan menjadi cermatan utama pelaku pasar.
Setelah the Fed yang berencana menaikkan suku bunga acuannya, hari ini bank sentral Korea akan mengumumkan kebijakan moneternya.
Konsensus pasar memperkirakan otoritas moneter Negeri Ginseng akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 1,25%.
Perlu diketahui bersama, Bank of Korea (BoK) menjadi bank sentral negara maju kawasan Asia pertama yang mengetatkan kebijakan moneternya.
Tren normalisasi kebijakan moneter global jika tidak diantisipasi dan dikalkulasi dengan baik akan memicu terjadi outflow dan membuat rupiah tertekan.
Namun selain faktor di atas, alangkah baiknya juga mempertimbangkan faktor psikologis pasar yang tercermin dari indikator teknikalnya.
Berikut ulasan teknikal untuk melihat arah pergerakan rupiah di pasar spot hari ini.
Analisis Teknikal
Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan kemarin, rupiah perlu menembus support terdekatnya di Rp 14.300/US$ dan selanjutnya di Rp 14.397/US$ untuk membentuk tren turun (bearish).
Sedangkan untuk membentuk tren naik (bullish), rupiah perlu menembus level psikologis Rp 14.250/US$ dan selanjutnya di Rp 14.200/US$.
Sementara itu jika melihat Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 48,70 dan cenderung menurun. Artinya momentum beli dolar AS (long) dan jual rupiah (short) mulai menipis.
Dalam jangka pendek, rupiah memiliki kecenderungan untuk terkonsolidasi terlebih dahulu. Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)