Inflasi Melandai ke Target BI, Rupiah Bakal Kemana Hari Ini?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
04 July 2023 08:15
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan pertama semester II-2023, pasar keuangan RI ditutup melemah di atas level psikologis Rp15.000/US$. Menurut data Refinitiv, rupiah ada di posisi Rp15.020/US$, melemah 0,2℅ secara harian di pasar spot.

Pelemahan rupiah kemarin mengurangi penguatan sepanjang semester I-2023 yang sempat mencapai 4℅ menjadi 3,5℅.

Rupiah kembali melemah di atas Rp15.000/US$, padahal akhir semester pertama dapat ditutup di menguat dari level psikologis. Pada perdagangan terakhir sebelum libur hari raya Qurban, Selasa (27/6/2023), rupiah ditutup menguat 0,13% ke posisi Rp 14.990/US$.

Perdagangan kemarin dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) rupiah sempat menyentuh koreksi terdalam hingga Rp15.035, namun mampu ditutup menguat dengan tetap berada di zona merah. Rupiah melemah seiring dengan pengumuman inflasi Juni yang semakin mereda.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi RI pada Juni 2023 sebesar 0,14% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 3,52% secara tahunan (year-on-year/yoy)

"Inflasi terjadi sebesar 0,14%,"kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (3/7/2023)

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Juni 2023 akan menembus 0,25%, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,09%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi tahunan akan menembus 3,62% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,64%.

Sebagai catatan, inflasi Mei tercatat 0,09% (mtm) dan 3,0% (yoy). Inflasi inti tercatat sebesar 2,66%.

Hal ini menjadi potensi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunganya lebih awal, menurut beberapa ekonom. Inflasi di Asia Tenggara berangsur-angsur mereda sejak mencapai puncaknya September lalu sebesar 6%.

Kebijakan BI yang sudah agresif menaikkan suku bunga lebih awal mencapai mencapai 5,75% berdampak pada pengendalian harga lebih awal. BI yang menetapkan target inflasi dikisaran 2%- 4% memicu spekulasi bahwa suku bunga akan segera diturunkan.

Potensi penurunan suku bunga yang akan dilakukan oleh BI menjadikan kekhawatiran pasar. Penurunan suku bunga akan memicu mata uang rupiah semakin tertekan terhadap dolar AS.

Namun, terdapat dampak positif dari potensi pemangkasan suku bunga ke depan yaitu perekonomian akan bergejolak, biaya pinjaman akan lebih murah, sehingga akan memicu permintaan rupiah.

Selain itu, tingginya pertumbuhan ekonomi juga berpotensi mendorong peningkatan minat aset keuangan seperti saham. Hal tersebut mendorong dana asing masuk dan mata uang tetap berpotensi menguat dalam jangka panjang.

Pada pertemuan terakhir, BI mempertahankan suku bunga utama bertahan selama lima kali pertemuan berturut-turut. BI juga memastikan nilai tukar rupiah stabil di tengah ketidakpastian global. Melansir Reuters, Radhika Rao, Analis UBS, memproyeksi penurunan suku bunga terjadi di akhir kuartal ketiga.

Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam rupiah terpantau bergerak naik ke atas level psikologis Rp15.000/US$ yang berarti rupiah semakin melemah. Posisi tersebut yang tadinya resistance sudah berubah menjadi support terdekat apabila rupiah bisa balik menguat.

Kendati demikian, menilai dari posisinya berdasarkan penutupan hari kemarin di Rp15.020/US$, posisi resistance di Rp15.035/US$ yang diambil dari high candle pada 20 Juni 2023, bahkan sudah teruji pada high perdagangan kemarin menjadi posisi yang paling dekat diuji sebagai target pelemahan mata uang garuda.

Pergerakan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS)Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS)

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amerika - China Masih Panas, Kemana Arah Rupiah Hari Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular