Analisis Teknikal

Menanti Cadev di Tengah Tensi Panas AS-China, Rupiah Dilema!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
07 July 2023 08:35
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan kemarin, Kamis (6/7/2023), menurut data Refinitiv nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,2℅ ke posisi Rp15.040/US$.

Pelemahan ini melanjutkan penyusutan perdagangan hari sebelumnya, Rabu (5/7/2023) dimana mata uang garuda ditutup terkoreksi 0,13% ke posisi Rp 15.010/US$. Posisi penutupan pada Kamis merupakan yang terendah sejak 30 Maret 2023 atau 3 bulan lebih.

Perang dagang antara dua negara penyumbang ekonomi terbesar RI yakni AS dan China yang makin sengit menjadi alasan ambruknya rupiah dan sejumlah mata uang Asia lain.

Melansir dari Wall Street Journal (WSJ) pada awal pekan ini memberitakan China mulai memberlakukan pembatasan ekspor dua mineral yaitu gallium dan germanium yang menurut AS sangat penting untuk produksi semikonduktor, sistem rudal, dan sel surya.

Membalas aksi China, AS sendiri mengambil langkah-langkah yang semakin agresif untuk mengendalikan ambisi teknologi negara asal Panda tersebut, sebagian besar demi membatasi kemajuan militer, dan telah berupaya meyakinkan sekutu di Eropa dan Asia untuk melakukan hal yang sama.

AS sekarang sedang bersiap untuk membatasi akses perusahaan China ke layanan komputasi awan AS, demikian menurut sumber anonim kepada WSJ, Senin awal pekan ini. Ini menjadi sebuah langkah dapat memperburuk hubungan antara dua kekuatan ekonomi dunia itu.

Selain itu koreksi mata uang Garuda pada Kamis diperparah akibat adanya tekanan eksternal. Pada Kamis dini hari, Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengeluarkan risalah Federal Open Market Committee (FOMC).

Dalam risalah tersebut, The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga tetapi dalam tingkatan yang lebih rendah atau tempo yang lebih lambat.

Berdasarkan risalah tersebut, hanya dua dari 18 partisipan yang menginginkan kenaikan sekali lagi. Sebanyak 12 partisipan menginginkan kenaikan dua kali lagi atau lebih.

Kenaikan suku bunga The Fed tentu saja menjadi kabar buruk bagi rupiah dan mata uang Emerging Market lainnya. Pasalnya, kenaikan suku bunga akan membuat dolar semakin perkasa karena menjadi incaran banyak investor.

Sementara dari dalam negeri, rilis data cadangan devisa (cadev) per Juni 2023 akan turut menjadi perhatian investor. Menurut estimasi ekonom, cadev RI akan turun tipis menjadi US$139,0 miliar pada Juni, dari bulan sebelumnya US$139,3 miliar. Sebagai catatan, pada akhir Mei 2023 kembali turun sebesar US$ 4,9 miliar alias nyaris US$ 5 miliar menjadi US$ 139,3 miliar.

Secara umum, kondisi cadev RI masih tinggi. Bank Indonesia (BI) menilai cadev RI mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

S&P juga berpandangan positif terhadap level cadangan devisa yang kembali meningkat, setelah sempat menurun pada paruh kedua 2022, didukung oleh surplus neraca transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing. Dalam outlook-nya, S&P berpandangan bahwa penurunan tekanan inflasi yang disertai dengan kenaikan belanja Pemerintah menjelang pemilu diperkirakan dapat mendorong peningkatan konsumsi swasta pada paruh kedua 2023.

Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu satu jam, pergerakan rupiah masih bertahan di atas level psikologis Rp15.000/US$ dan dalam tren naik, ini menunjukkan adanya pelemahan lanjutan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Level psikologis Rp15.000 masih menjadi menjadi posisi support yang sulit untuk ditembus. Secara teknikal sempat terjadi gap ke atas yang memungkinkan posisi Rp15.030/US$ menjadi support paling dekat untuk diuji sebagai target penguatan mata uang Garuda. Apabila posisi ini mampu ditembus, peluang penguatan ke level psikologis potensi meningkat.

Kendati demikian, ada resistance terdekat di Rp15.056/US$ yang didapatkan dari high candle 6 Juli 2023 menggunakan horizontal line. Posisi tersebut bisa menjadi antisipasi dari pelemahan rupiah dalam jangka pendek.

Pergerakan rupiah melawan dolar Amerika SerikatFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar Amerika Serikat

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amerika - China Masih Panas, Kemana Arah Rupiah Hari Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular