Tenang, Ini Janji CT kepada Investor Ritel Allo Bank (BBHI)

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Rabu, 12/01/2022 11:08 WIB
Foto: Harga saham emiten bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak pada awal perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Kenaikan saham BBHI terjadi seiring pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), yang merupakan ultimate shareholder Allo Bank, membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Chairman CT Corp sekaligus ultimate shareholder PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), Chairul Tanjung memastikan terlindunginya investor ritel dari investasi saham di perseroan.

Pasalnya, Allo Bank memberlakukan kebijakan lock up saham, atau larangan penjualan saham dari investasi selama 3 tahun sejak tanggal pencatatan saham kepada investor institusi besar yang masuk dalam ekosistem Allo Bank yakni, CT Corp, maupun partner eksternal mulai dari Salim Group, Bukalapak, anak usaha Grab, Carro, dan Growtheum Capital Partners.

"Yang penting untuk diketahui investor, semua ekosistem strategic partner yang saya sebutkan tadi termasuk CT Corp dan Mega Corp itu terikat pada perjanjian lock up 3 tahun," kata dia pada paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1/2022).


Dengan perjanjian tersebut, ia memastikan keamanan investor ritel untuk berinvestasi di saham BBHI akan terlindungi.

"Jadi, para investor ritel bisa tidur nyenyak sehingga tidak ada yang men-dump, menjual tiba-tiba saham yang dibeli dalam rights issue," imbuh CT.

Chairul juga menyampaikan, ekosistem fisik Allo Bank bakal menjadi ekosistem fisik yang terbesar di Indonesia, sejalan dengan masuknya ekosistem Grup Salim yang memiliki jaringan ritel fisik Indomaret yang tersebar di Indonesia ke dalam ekosistem Allo Bank.

"Salim punya Indomaret, Superindo, produk yang lain, kalau ekosistem fisik digabung itu kami sudah bisa men-declare we are the biggest ekosistem fisik di Indonesia," beber dia.

Selain itu, Allo Bank juga didukung oleh ekosistem CT Corp yang memiliki jaringan ritel Transmart, bisnis makanan dan minuman (F&B), digital media, hingga wisata theme park.

"Kami memiliki ekosistem kuat, dalam era digitalisasi sekarang kolaborasi adalah kata kunci," katanya.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menyampaikan, Allo Bank akan meluncurkan aplikasi perdana untuk publik mulai Maret nanti.

Allo Bank saat ini sudah memiliki aplikasi. Namun, aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba di internal 43.000 karyawan CT Corp. Jumlah ini akan ditingkatkan menjadi 200.000 pengguna di akhir bulan.

"Aplikasi akan kami launch di Maret untuk publik. Kami targetkan ada satu juta nasabah di pekan pertama peluncuran," terang CT.

Ke depan, jumlah nasabah ditargetkan terus bertambah. Allo Bank menargetkan untuk memiliki 10 juta nasabah di tahun pertama. "Jumlah ini akan terus bertambah, dan kami menargetkan Allo Bank memiliki 50 juta nasabah," imbuhnya.

Allo Bank Jadi Pilihan Investasi

Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyampaikan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dapat menjadi perusahaan yang dapat diperhitungkan oleh investor. 

Hal ini disampaikan Inarno saat memberikan sambutan pada pembukaan perdagangan Selasa (11/1/2022).

Inarno menilai, kehadiran perusahaan tercatat di sektor bank digital seperti Allo Bank dengan permodalan yang kuat pasca rights issue, ekosistem digital yang baik dengan teknologi yang tepat dapat dipertimbangkan sebagai pilihan investasi.

"Kehadiran perusahaan tercatat dari sektor bank digital seperti Allo Bank akan sangat menarik bagi investor di Indonesia. Dengan pemodalan kuat, ekosistem baik, strategi eksekusi dan teknologi tepat, Allo dapat menjadi perusahaan yang dapat diperhitungkan bagi perusahaan bank digital dan investor di Indonesia," tutur Inarno.

Inarno juga menambahkan, rights issue Allo Bank menjadi salah satu topik yang menarik bagi pelaku pasar modal belakangan ini. Bahkan beberapa perusahaan besar ikut berpartisipasi di dalamnya.

"Semoga dengan terlaksananya rights issue Allo Bank dapat semakin maju dan berkembang," ujarnya.


(sys/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pacu Pertumbuhan, Bank Digital Genjot "Fee Based Income"& AI