
Setelah 10 Tahun, CT Turun Gunung Menggebrak Bank Digital RI

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini juga membeberkan sejumlah rencana strategis Allo Bank setelah melaksanakan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.
Seperti diketahui, setelah rights issue ini, modal inti bank digital bersandi BBHI ini akan meningkat menjadi Rp 6 triliun. Menariknya, minat investor yang berpartisipasi di rights issue Allo Bank cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan baik digital maupun non digital menyerap saham rights issue perusahaan.
Setidaknya, ada tujuh investor besar yang ikut berpartisipasi, yakni CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir adalah pemain besar di sektor teknologi dan ekonomi digital RI alias unicorn.
"Kami tentu sangat bangga bahwa begitu banyaknya perusahaan-perusahaan, baik digital maupun yang non digital ikut berpartisipasi dalam rights issue ini," kata CT di Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1/2022).
Selain itu, Allo Bank juga memberlakukan lock up period atau larangan penjualan saham dari investasi investor institusi tersebut selama 3 tahun sejak tanggal pencatatan saham.
Pemberlakuan lock up period bertujuan untuk melindungi investor ritel agar harga saham terjaga. Ia menjabarkan bahwa periode lock up diberlakukan terhadap strategic partners.
"Yang penting untuk diketahui investor, semua ekosistem strategic partner yang saya sebutkan tadi termasuk CT Corp dan Mega Corp itu terikat pada perjanjian lock up 3 tahun," katanya.
Dengan perjanjian tersebut, ia memastikan keamanan investor ritel untuk berinvestasi di saham BBHI, setidaknya hingga 3 tahun mendatang.
"Jadi para investor ritel bisa tidur nyenyak sehingga tidak ada yg men-dump, menjual tiba-tiba saham yang dibeli dalam rights issue," imbuhnya.
[Gambas:Video CNBC]