
Sabar ya... Tembaga Masih di Situ Aja, Gara-gara The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis suplai tembaga tengah terjadi. Namun, sentimen ini masih kalah dengan isu rencana kenaikan suku bunga.
Pada Selasa (11/1/2021) harga tembaga dunia dibuka di US$ 9.565/ton. Level ini hanya naik tipis 0,02% dibanding posisi kemarin.
Amerika Serikat (AS) segera merilis data inflasi pada minggu ini. Berdasarkan polling yang dihimpun Reuters, inflasi AS diramal akan mencapai 7% year-on-year pada bulan Desember.
Tingkat inflasi yang sangat tinggi akan jadi pemantik kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan jadi sentimen negatif bagi tembaga.
Menurut survei CME FedWatch, ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga pertama kali pada bulan Maret dengan persentase 76,4%. Pasar menilai suku bunga akan berada di 0,25% - 0,5%.
"Jika bank sentral mengetatkan itu bukan pertanda baik untuk komoditas, karena likuiditas adalah sumber kehidupan aset berisiko," kata analis independen Robin Bhar.
Sementara itu, harga tembaga ditopang oleh persediaan yang kian turun di gudang.
Persediaan tembaga di gudang bursa logam London (LME) pada 10 Januari 2021 tercatat 84.025 ton. Jumlah ini turun sudah turun 67,02% dibandingkan persediaan tertinggi dalam setahun pada bulan Agustus 2021..
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat