Terbang! Begini Prospek Saham Allo Bank Pasca Rights Issue

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
10 January 2022 15:02
cover headline, allobank, ctcorp, bukalapak, carro, grav, traveloka, growtheum
Foto: Infografis/ Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETD/ Edward Ricardo

Ekosistem Allo Bank sejatinya tidak kurang lengkap dibandingkan dengan Bank Jago di atas.

Terlebih, ada tujuh investor strategis yang secara langsung masuk ke Allo Bank dalam skema rights issue yang secara total bernilai Rp 4,80 triliun.

Ketujuh investor strategis yang dimaksud adalah CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir adalah pemain besar di sektor teknologi dan ekonomi digital RI.

Apabila dipecah dengan distingsi offline dan online, tujuh investor kakap tersebut memiliki keunggulannya masing-masing di dunia luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) alias internet.

Ekosistem Offline

Di sisi offline, aplikasi Allo Bank tentu akan terhubung dengan berbagai layanan di ekosistem CT Corp, mulai dari ritel Transmart, METRO, sektor F&B seperti Wendy's, wahana hiburan Trans Park, Trans Studio, hingga Bank Mega dengan kantor dan jaringan mesin ATM-nya.

Asal tahu saja CT Corp, yang dikendalikan Chairul Tanjung, bergerak di bidang layanan keuangan, media, ritel, hiburan, hingga gaya hidup.

Grup CT Corp mengoperasikan sejumlah stasiun televisi utama Tanah Air, perbankan, perusahaan asuransi, media digital, hotel, taman hiburan, mal, agen travel, sampai bisnis ritel dan fashion.

Menurut data resmi perusahaan, saat ini terdapat lebih dari 14.000 jaringan keuangan milik CT Corp, dengan 60 juta transaksi ritel tahunan, dan 1 juta pengunjung ritel.

Perusahaan yang sudah 37 tahun berkecimpung di dunia bisnis Tanah Air ini saat ini hadir di 56 kota dan 24 provinsi di Indonesia, dengan 2.000 outlet, dan 100.000 karyawan. Selain itu, dalam rilis pers Allo Bank, Chairman CT Corp Chairul Tanjung menyebutkan, captive customer CT Corp diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta pengguna (user).

Selain CT Corp, ekosistem offline yang akan menopang Allo Bank dimiliki oleh Grup Salim, salah satu konglomerat terbesar di RI.

Lini bisnis Grup yang saat ini nahkodai Anthoni Salim tersebut merentang dari bisnis ritel, perbankan, otomotif, barang konsumen, perkebunan, sampai infrastruktur digital teknologi yang sedang berkembang dan platform bisnis digital.

Karena itu, tidak menutup kemungkinan pula akan adanya kolaborasi Allo Bank dengan salah satu lini bisnis Grup Salim, misalnya, di otomotif lewat Indomobil atau sektor ritel.

Sebagaimana diketahui, Grup Salim memiliki PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), pemilik gerai Indomaret.

Selain Indomaret, DNET juga menggenggam 35,84% perusahaan pengelola restoran cepat saji KFC PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).

Belum lagi, Bukalapak, yang sejatinya adalah perusahaan e-commerce, juga mengandalkan sektor offline untuk menopang bisnis perusahaan lewat Mitra Bukalapak. Mitra Bukalapak adalah penjual offline beberapa kategori produk yang ada di Bukalapak.

Bersama Bukalapak, Allo Bank bisa memanfaatkan ekosistem BUKA di pasar UMKM dan pengusaha di daerah pedesaan, misalnya, untuk memperluas akses penyaluran kredit bank.

Ekosistem Online Allo Bank

Sementara, ekosistem online yang ada di belakang Allo Bank juga tidak kalah besar-dengan mengusung superapp (multi layanan dalam satu aplikasi).

Di ekosistem online ini, ada 4 unicorn yang menjadi partner Allo Bank, yakni Bukalapak (lagi), Grab, Traveloka, hingga Carro.

Grab merupakan pesaing utama Gojek selama ini. Ekosistem Grab Indonesia merentang, mulai dari ojek dan taksi online, antar makanan, pembayaran (OVO), sampai layanan kesehatan (telemedicine).

Dengan demikian, masuknya Grab ke Allo Bank memberikan keuntungan tersendiri.

Tidak hanya Bukalapak dan Grab, ekosistem Traveloka juga menarik.

Traveloka, salah satu lifestyle superapp terkemuka di Asia Tenggara, menawarkan sejumlah layanan kepada pengguna, seperti produk perjalanan, hotel, layanan lokal, dan layanan keuangan.

Tidak hanya Bukalapak dan Grab, ekosistem Traveloka juga menarik.

Traveloka, salah satu lifestyle superapp terkemuka di Asia Tenggara, menawarkan sejumlah layanan kepada pengguna, seperti produk perjalanan, hotel, layanan lokal, dan layanan keuangan.

Growtheum didirikan oleh dipimpin oleh Amit Kunal sebagai Managing Partner dan Koon Po sebagai Partner.

Sebelumnya, Amit adalah Managing Director dan Head of Direct Investment Group, Asia Tenggara, di Dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC di mana ia memimpin investasi ekuitas swasta di Asia Tenggara.

Sementara, Koon Po sebelumnya menjabat sebagai Vice President di Direct Investment Group, Asia Tenggara, di GIC.

Selain dua orang 'jebolan' GIC tersebut, Growtheum juga 'dibekingi' Transaction Advisors Panel (TAP) yang beragam, mulai dari CEO Carro, CEO Grup EMTEK, Executive Director Grup Triputra, CEO Grup Masan asal Vietnam.

Nama TAP Growtheum lainnya, seperti CEO Kopi Kenangan, CEO Traveloka, Chairman Ayala Corp (konglomerat raksasa Filipina), Vice Chairwoman Vingroup (konglomerat raksasa Vietnam), hingga Vice President Director perusahaan cat Indonesia PT Avia Avian Tbk (AVIA).

Ekosistem raksasa yang ada di balik Allo Bank di atas nantinya akan menjadi salah satu daya dobrak bagi Allo Bank untuk mencetak pertumbuhan yang positif ke depan.

Tidak menutup kemungkinan pula bahwa hal tersebut akan turut membuat pergerakan saham Allo Bank semakin menarik, seperti, katakanlah, kisah saham ARTO.

Asal tahu saja, saham ARTO telah melambung tinggi (Rp 18.975/unit) dan diikuti dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 262 triliun saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular