
Indonesia Jadi Produsen CPO, Minyak Goreng Kok Tetap Mahal?

Emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) utama sudah melaporkan kinerja per kuartal III (September) 2021. Mayoritas emiten berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 9 bulan pertama tahun ini, di tengah melonjaknya harga CPO secara global.
Berdasarkan laporan keuangan 15 emiten sawit yang hingga akhir September 2021, mayoritas emiten tersebut memiliki kinerja yang cemerlang.
Sebagai catatan, data yang digunakan di bawah ini merupakan laporan keuangan konsolidasian. Dalam hal ini, ada emiten yang memiliki total pendapatan atau penjualan selain di produk sawit serta turunannya, seperti PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT).
Selain mengandalkan produk sawit, ANJT juga memiliki pendapatan dari segmen tepung sagu, edamame dan lain-lain--kendati dalam porsi yang sangat kecil (0,83%).
Emiten Grup Sinar Mas PT SMART Tbk (SMAR) tercatat memiliki laba bersih terbesar per kuartal III 2021, melonjak hingga 736% menjadi Rp 1,79 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp 214,72 miliar.
Emiten kecil seperti Pinago Utama (PNGO) dan ANJT laba bersihnya mampu tumbuh ribuan persen secara tahunan pada akhir September kemarin.
Laba perusahaan juga melonjak hingga 736% menjadi Rp 1,79 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp 214,72 miliar.
Emiten sawit Grup Salim, Salim Ivomas Pratama (SIMP), bahkan mampu membalikkan posisi dari semula rugi Rp 1722 miliar menjadi untung Rp 563 miliar.
Selanjutnya ada juga Bakrie Plantation (UNSP) yang meski masih mengalami kerugian, tetapi nilainya mampu terpangkas 94%.
Dua perusahaan tercatat keuntungannya menyusut, dengan Eagle High Plantation milik Peter Sondakh menjadi satu-satunya emiten yang kerugiannya semakin menggelembung, bertambah 134% menjadi rugi Rp 1,73 triliun.
Berikut secara lengkap kinerja laba emiten CPO.
(fsd/dhf)
[Gambas:Video CNBC]