
Negara yang Untung Saat RI Setop Ekspor Batu Bara: Australia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan ekspor batu bara Indonesia bisa menguntungkan Australia ketika Indonesia rugi dari kaca mata perdagangan internasional. Australia adalah pengekspor batu bara terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), pada 2020 IEA mengekspor 199 juta ton.
Australia banyak memasok batu bara untuk kebutuhan negara-negara di Asia-Pasifik. Negara-negara pelanggannya seperti Jepang, Korea Selatan, dan India.
Larangan ekspor batu bara dinilai dapat membuka peluang rujuk China dan Asutralia dalam perdagangan batu bara.
"Jika larangan ekspor batu bara Indonesia diperpanjang, China perlu menggunakan batu bara Australia sekali lagi, dengan yang terakhir menjadi penerima manfaat utama dari larangan ekspor batu bara Indonesia," kata Sabrin Chowdhury, seorang analis di Fitch Solutions, bagian dari Fitch Group.
Sebelumnya, pada akhir 2020 China berhenti membeli batu bara dari Australia - yang dulunya merupakan pengekspor komoditas terbesar ke negara itu. Itu terjadi ketika ketegangan perdagangan antara kedua negara melonjak, setelah Australia mendukung seruan untuk penyelidikan internasional tentang penanganan virus corona (Covid-19) di China.
Kondisi ini membuat Indonesia ketiban durian runtuh. Ekspor batu bara ke China melambung tinggi. China pun menyalip posisi India sebagai pangsa pasar ekspor batu bara terbesar Indonesia selama bertahun-tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), nilai ekspor batu bara ke China dalam sepuluh bulan pertama 2021 meroket 236,3% year-on-year (yoy) menjadi US$ 6,95 miliar. Volume penjualan batu bara ke negeri panda tersebut pun turut terungkit 86,98% menjadi 90,38 juta ton.
Keuntungan yang dialami oleh Indonesia di China, bisa juga didapatkan oleh Australia saat larangan terjadi untuk skala yang lebih luas. Pasar lain seperti India, Jepang dan Korea Selatan bisa diambil alih oleh Australia yang sebenarnya mulai terjadi sejak tahun 2021.
Halaman Selanjutnya --> Australia Ambil Alih Pangsa Pasar Indonesia
Menjadi ironi saat ekspor ke China melambung, pasar Indonesia di negara lainnya tergerus oleh batu bara asal Australia. Ini terjadi di India, Jepang, dan Korea Selatan di mana impor batu bara asal Australia naik, sementara permintaan dari Indonesia turun.
Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma, seorang analis industri di Bank Mandiri, mengatakan pelanggan Indonesia mungkin beralih ke Rusia, Australia atau Mongolia. Australia dan Indonesia berbagi pangsa pasar batu bara di beberapa negara seperti India, Jepang, dan Korea Selatan.
Di India, batu bara asal Australia mendominasi dengan kontribusi 38,5% dari total impor per Januari 2021. Jumlahnya mencapai 6,75 juta ton, naik dari Desember 2020 6,32 juta ton. Sedangkan impor asal Indonesia turun menjadi 5,42 juta ton dari 5,74 juta ton bulan Desember.
Sementara di Jepang, impor batu bara di Australia sebesar 17 juta ton per Juni 2021 melonjak 16% dari periode yang sama tahun 2020. Sedangkan impor dari Indonesia sebesar 5,95 juta ton, turun 16%.
Kemudian di Korea Selatan, impor batu bara asal Australia naik 8,6 juta ton saat impor asal Indonesia turun 3,8 juta ton.
Ketiga negara tersebut adalah importir batu bara terbesar setelah China. Pada tahun 2020, India berada di tempat kedua dengan import 210 juta ton. Sementara Jepang serta Korea berada di urutan tiga dan empat dengan impor 183 juta ton dan 128 juta ton.
Tren ini pun bisa kembali terulang saat Indonesia menghentikan ekspor batu bara. Siapa negara yang diuntungkan? Tentu saja Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dilarang Ekspor, Penjualan Batu Bara Hilang 3 Juta Ton/Bulan
