Nah Lho, Harga Batu Bara Naik 6%! RI Kudu Tanggung Jawab Nih

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 January 2022 06:09
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melonjak tajam. Kebijakan pemerintah Indonesia membuat harga si batu hitam 'terbang'.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 161,1/ton. Melesat 6,37% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menjadi kenaikan harian tertinggi sejak 1 Desember 2021.

Kenaikan ini terasa wajar kalau melihat harga batu bara sebelumnya turun selama lima hari beruntun. Dalam lima hari itu, harga ambrol 12,46%.

Oleh karena itu, kontrak baru bara sekarang sudah murah sehingga investor kembali 'menyerok'. Permintaan yang tinggi membuat harga terdongkrak.

Dari sisi fundamental, pasar melihat kemungkinan pasokan batu bara di pasar dunia berkurang sehingga harga naik. Penurunan pasokan ini disebabkan oleh kebijakan di Indonesia.

Akhir pekan lalu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara selama sebulan. Kebijakan ini ditempuh untuk mengamankan pasokan batu bara di pembangkit listrik yang disebut sudah kritis.

"Prioritasnya adalah pemenuhan kebutuhan dalam negeri, untuk PLN, dan industri di dalam negeri. Sudah ada mekanisme DMO (Domestic Market Obligation, kewajiban pemenuhan kebutuhan domestik) yang mewajibkan perusahaan tambang untuk memenuhi pembangkit PLN. Ini mutlak, jangan sama sekali dilanggar untuk alasan apapun," tegas Kepala Negara.

Masalahnya, Indonesia adalah negara eksportir batu bara terbesar dunia. Pada 2019, Indonesia mengirim 455 juta ton batu bara ke pasar global.

coalSumber: Statista

Tanpa pasokan dari Indonesia, tidak sedikit negara yang bakal kerepotan. Di China, batu bara asal Indonesia berkontribusi terhadap 70-80% total impor. Sementara di India diperkirakan mencapai 45-50% batu bara asal Indonesia.

coalSumber: Reuters

"Apabila larangan ekspor diperpanjang, maka China terpaksa beralih ke Australia. Negara yang disebut terakhir ini akan diuntungkan karena larangan ekspor batu bara Indonesia," ujar Sabrin Chowdhury, Analis Fitch Solutions, sebagaimana diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular