
Dolar AS Naik, Harga Tembaga Menukik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga jatuh seiring dengan dolar yang menguat. Sementara ketidakpastian atas dampak penyebaran cepat varian virus corona Omicron juga membebani.
Pada Selasa (4/1/2021) pukul 14:20 WIB harga tembaga di bursa logam Amerika tercatat US$ 4,38/ton, turun 0,9% dibandingkan harga penutupan kemarin.
![]() |
Indeks dolar AS (DXY) telah menguat 0,71% dari harga terendah dalam sebulan menjadi US$ 96,25. Kenaikan ini membebani laju tembaga karena membuat logam yang dijual dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ekspektasi dolar AS untuk menguat tahun ini dan penguatan dolar dapat mengekang reli harga lebih lanjut pada logam industri, kata Wong Min Hao, manajer komoditas Phillip Futures di Singapura.
Di samping kekhawatiran atas situasi virus corona yang terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi di konsumen utama China juga akan menjadi fokus tahun ini dan tindakan bank sentralnya kemungkinan akan mempengaruhi sentimen pasar, tambah Wong.
Pertumbuhan ekonomi China rawan melambat karena sektor properti yang terpukul oleh ketidakmampuan membayar hutang jumbo. Properti dan konstruksi adalah penyumbang permintaan terbesar tembaga.Sehingga jika sektor ini lesu, maka prospek permintaan tembaga juga akan menurun.
China adalah konsumen tembaga terbesar di dunia dengan menyumbang sekitar 50% dari konsumsi dunia. Sehingga, guncangan pada keseimbangan pasar tembaganya memiliki dampak global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat