Nuklir & Gas Alam Bakal Jadi Investasi Hijau di Uni Eropa
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) telah menyusun rencana untuk mengklasifikasikan beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir dan gas alam sebagai investasi hijau yang dapat membantu Eropa mengurangi emisi pemanasan planet, sebuah proposal penting yang, jika disetujui, dapat memicu kebangkitan energi nuklir di benua itu di dekade mendatang.
Komisi Eropa yang merupakan cabang eksekutif Uni Eropa mengatakan telah memulai konsultasi dengan negara-negara UE mengenai proposal tersebut, yang dimaksudkan untuk memberikan seperangkat definisi umum tentang apa yang merupakan "investasi berkelanjutan" di Eropa, yang mana setiap rencana akhir akan tunduk pada persetujuan oleh mayoritas negara anggota, atau oleh Parlemen Eropa.
"Komisi menganggap ada peran gas alam dan nuklir sebagai sarana untuk memfasilitasi transisi menuju masa depan berbasis energi terbarukan," kata pernyataan itu, yang dirilis pada hari Sabtu (1/1/2022).
Proposal tersebut merupakan bagian dari salah satu pertempuran politik paling panas di Eropa ketika para pemimpinnya telah berjanji untuk bersatu melawan krisis yang akan timbul akibat bencana iklim.
Proposal ini merupakan buah dari lobi intens selama berbulan-bulan antara blok pro nuklir yang dipimpin oleh Presiden Emmanuel Macron dari Prancis, produsen tenaga atom terbesar di Eropa, atas keberatan dari Jerman dan negara-negara lain yang waspada terhadap proliferasi tenaga nuklir di kawasan Eropa.
Rancangan teks hukum yang diedarkan di Brussel selama akhir pekan kemarin berusaha mencari jalan tengah. Proposal tersebut akan menganggap gas alam dan tenaga nuklir sebagai sumber energi hijau "transisi" yang akan digunakan untuk menjembatani langkah negara-negara menjauh dari batu bara dan pembangkit karbon kelas berat lainnya menuju teknologi energi bersih seperti angin dan matahari.
Tenaga nuklir akan dianggap sebagai investasi berkelanjutan jika negara-negara dapat dengan aman membuang limbah radioaktif - salah satu kekhawatiran terbesar bagi blok yang dipimpin Jerman. Pabrik baru akan dianggap sebagai investasi berkelanjutan hingga tahun 2045 dan harus menjalani peningkatan keselamatan selama masa pakainya untuk memastikan "standar keselamatan tertinggi dapat dicapai," menurut rancangan tersebut.
Pembangkit gas alam akan dianggap sebagai sumber energi hijau 'transisi' untuk tujuan investasi jika memenuhi kriteria emisi tertentu dan menggantikan pembangkit bahan bakar fosil yang lebih berpolusi.
Uni Eropa telah bekerja untuk menjadikan pertimbangan iklim dan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari aturan keuangannya untuk mendukung apa yang disebut Kesepakatan Hijau, yang bertujuan untuk menjadikan Eropa sebagai penghasil emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050.
Aturan tersebut dimaksudkan untuk mendorong modal swasta dan uang publik ke investasi terbarukan dan mencegah 'tipuan energi hijau' atau "greenwashing", ketika perusahaan membuat klaim yang tidak bertanggung jawab.
(fsd/fsd)