Internasional

Nuklir & Gas Alam Bakal Jadi Investasi Hijau di Uni Eropa

Feri Sandria, CNBC Indonesia
03 January 2022 16:47
Ukraine Chernobyl
Foto: Pembangkit nuklir Chernobyl, di Chernobyl, Ukraina. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) telah menyusun rencana untuk mengklasifikasikan beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir dan gas alam sebagai investasi hijau yang dapat membantu Eropa mengurangi emisi pemanasan planet, sebuah proposal penting yang, jika disetujui, dapat memicu kebangkitan energi nuklir di benua itu di dekade mendatang.

Komisi Eropa yang merupakan cabang eksekutif Uni Eropa mengatakan telah memulai konsultasi dengan negara-negara UE mengenai proposal tersebut, yang dimaksudkan untuk memberikan seperangkat definisi umum tentang apa yang merupakan "investasi berkelanjutan" di Eropa, yang mana setiap rencana akhir akan tunduk pada persetujuan oleh mayoritas negara anggota, atau oleh Parlemen Eropa.

"Komisi menganggap ada peran gas alam dan nuklir sebagai sarana untuk memfasilitasi transisi menuju masa depan berbasis energi terbarukan," kata pernyataan itu, yang dirilis pada hari Sabtu (1/1/2022).

Proposal tersebut merupakan bagian dari salah satu pertempuran politik paling panas di Eropa ketika para pemimpinnya telah berjanji untuk bersatu melawan krisis yang akan timbul akibat bencana iklim.

Proposal ini merupakan buah dari lobi intens selama berbulan-bulan antara blok pro nuklir yang dipimpin oleh Presiden Emmanuel Macron dari Prancis, produsen tenaga atom terbesar di Eropa, atas keberatan dari Jerman dan negara-negara lain yang waspada terhadap proliferasi tenaga nuklir di kawasan Eropa.

Rancangan teks hukum yang diedarkan di Brussel selama akhir pekan kemarin berusaha mencari jalan tengah. Proposal tersebut akan menganggap gas alam dan tenaga nuklir sebagai sumber energi hijau "transisi" yang akan digunakan untuk menjembatani langkah negara-negara menjauh dari batu bara dan pembangkit karbon kelas berat lainnya menuju teknologi energi bersih seperti angin dan matahari.

Tenaga nuklir akan dianggap sebagai investasi berkelanjutan jika negara-negara dapat dengan aman membuang limbah radioaktif - salah satu kekhawatiran terbesar bagi blok yang dipimpin Jerman. Pabrik baru akan dianggap sebagai investasi berkelanjutan hingga tahun 2045 dan harus menjalani peningkatan keselamatan selama masa pakainya untuk memastikan "standar keselamatan tertinggi dapat dicapai," menurut rancangan tersebut.

Pembangkit gas alam akan dianggap sebagai sumber energi hijau 'transisi' untuk tujuan investasi jika memenuhi kriteria emisi tertentu dan menggantikan pembangkit bahan bakar fosil yang lebih berpolusi.

Uni Eropa telah bekerja untuk menjadikan pertimbangan iklim dan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari aturan keuangannya untuk mendukung apa yang disebut Kesepakatan Hijau, yang bertujuan untuk menjadikan Eropa sebagai penghasil emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050.

Aturan tersebut dimaksudkan untuk mendorong modal swasta dan uang publik ke investasi terbarukan dan mencegah 'tipuan energi hijau' atau "greenwashing", ketika perusahaan membuat klaim yang tidak bertanggung jawab.

Para pendukung mengatakan gas alam dan nuklir dapat menyediakan sumber listrik yang penting ketika ekonomi beralih ke sumber yang lebih bersih seperti angin dan matahari, dan teknologi baru seperti tenaga hidrogen.

Tetapi yang lain beranggapan bahwa keduanya tidak layak untuk dianggap sebagai investasi hijau, menunjuk pada emisi karbon dioksida dari pembakaran gas alam dan bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangkit nuklir.

Usulan komisi itu diperkirakan akan menghadapi tentangan dari anggota Parlemen Eropa. Bas Eickhout, seorang anggota parlemen Hijau dari Belanda, mengatakan bahwa mengklasifikasikan gas alam sebagai investasi hijau akan berarti "seluruh kepemimpinan iklim Uni Eropa menjadi sia-sia."

Eickhout menambahkan: "Hal itu juga akan mengirimkan sinyal yang salah ke dunia. Jika Eropa mulai menyerukan gas sebagai investasi hijau, lalu apa alasan bagi Uni Afrika untuk tidak sepenuhnya menggunakan gas juga?"

Dia mengatakan debat telah menjadi "pertarungan proksi" di antara para pemimpin nasional untuk masa depan energi di blok tersebut.

Dari kedua teknologi tersebut, bagaimanapun, tenaga nuklir bisa dibilang menjadi isu yang paling sarat politik.

Prancis memimpin koalisi tahun ini yang mencakup negara-negara di Eropa Timur - wilayah yang paling bergantung pada batu bara di benua itu - untuk mendapatkan energi nuklir dan gas alam yang diklasifikasikan sebagai investasi berkelanjutan. Polandia, Hungaria, Bulgaria dan Rumania termasuk di antara negara-negara yang ingin menarik lebih banyak investasi untuk tenaga nuklir saat mereka beralih dari bahan bakar fosil.

Jerman, di sisi lain, bersama dengan Austria, Luksemburg, Portugal dan Denmark telah menyatakan keprihatinan tentang penumpukan pembangkit listrik tenaga nuklir dan limbah radioaktif yang dihasilkan.

Memasukkan energi nuklir dan gas ke dalam buku aturan investasi berkelanjutan Eropa - yang dikenal sebagai taksonomi hijau - dapat memiliki implikasi yang signifikan di dalam dan luar negeri.

Di Eropa, keputusan tersebut berimplikasi pada terbuknya keran investasi miliaran euro dalam bantuan negara untuk proyek energi nuklir yang mahal. Bank dan pengelola dana pensiun yang menawarkan investasi yang mendukung tujuan lingkungan, sosial dan tata kelola - dikenal sebagai dana ESG - akan lebih mudah untuk memasukkan perusahaan energi nuklir dan gas alam ke dalam dana investasi berkelanjutan yang mereka tawarkan atau investasikan untuk klien.

Secara umum, nuklir tidak dianggap ramah lingkungan, gas alam sendiri merupakan energi hidrokarbon yang ekstraksi dan konsumsinya merupakan salah satu pendorong perubahan iklim.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular