
Nuklir & Gas Alam Bakal Jadi Investasi Hijau di Uni Eropa

Para pendukung mengatakan gas alam dan nuklir dapat menyediakan sumber listrik yang penting ketika ekonomi beralih ke sumber yang lebih bersih seperti angin dan matahari, dan teknologi baru seperti tenaga hidrogen.
Tetapi yang lain beranggapan bahwa keduanya tidak layak untuk dianggap sebagai investasi hijau, menunjuk pada emisi karbon dioksida dari pembakaran gas alam dan bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangkit nuklir.
Usulan komisi itu diperkirakan akan menghadapi tentangan dari anggota Parlemen Eropa. Bas Eickhout, seorang anggota parlemen Hijau dari Belanda, mengatakan bahwa mengklasifikasikan gas alam sebagai investasi hijau akan berarti "seluruh kepemimpinan iklim Uni Eropa menjadi sia-sia."
Eickhout menambahkan: "Hal itu juga akan mengirimkan sinyal yang salah ke dunia. Jika Eropa mulai menyerukan gas sebagai investasi hijau, lalu apa alasan bagi Uni Afrika untuk tidak sepenuhnya menggunakan gas juga?"
Dia mengatakan debat telah menjadi "pertarungan proksi" di antara para pemimpin nasional untuk masa depan energi di blok tersebut.
Dari kedua teknologi tersebut, bagaimanapun, tenaga nuklir bisa dibilang menjadi isu yang paling sarat politik.
Prancis memimpin koalisi tahun ini yang mencakup negara-negara di Eropa Timur - wilayah yang paling bergantung pada batu bara di benua itu - untuk mendapatkan energi nuklir dan gas alam yang diklasifikasikan sebagai investasi berkelanjutan. Polandia, Hungaria, Bulgaria dan Rumania termasuk di antara negara-negara yang ingin menarik lebih banyak investasi untuk tenaga nuklir saat mereka beralih dari bahan bakar fosil.
Jerman, di sisi lain, bersama dengan Austria, Luksemburg, Portugal dan Denmark telah menyatakan keprihatinan tentang penumpukan pembangkit listrik tenaga nuklir dan limbah radioaktif yang dihasilkan.
Memasukkan energi nuklir dan gas ke dalam buku aturan investasi berkelanjutan Eropa - yang dikenal sebagai taksonomi hijau - dapat memiliki implikasi yang signifikan di dalam dan luar negeri.
Di Eropa, keputusan tersebut berimplikasi pada terbuknya keran investasi miliaran euro dalam bantuan negara untuk proyek energi nuklir yang mahal. Bank dan pengelola dana pensiun yang menawarkan investasi yang mendukung tujuan lingkungan, sosial dan tata kelola - dikenal sebagai dana ESG - akan lebih mudah untuk memasukkan perusahaan energi nuklir dan gas alam ke dalam dana investasi berkelanjutan yang mereka tawarkan atau investasikan untuk klien.
Secara umum, nuklir tidak dianggap ramah lingkungan, gas alam sendiri merupakan energi hidrokarbon yang ekstraksi dan konsumsinya merupakan salah satu pendorong perubahan iklim.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)

Dokter Ahli Ungkap Kebiasaan Pagi yang Merusak Jantung

6 Crazy Rich Indonesia yang Punya Bisnis Rumah Sakit

Mobil Ini Paling Gak Laku di RI, Cuma Terjual 3 Unit

Makhluk Mungil Bawa Jutaan Kematian, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

Sosok Pengemis Terkaya, Punya Apartemen Mewah & Harta Rp 14 M

Raksasa Ecommerce Tutup di RI, Kabarnya Makin Memprihatinkan

Tsunami 100 Meter Hantam Ambon, Ini Kesaksian Warga Rasakan Kiamat
