
RI Tutup 'Keran' Ekspor Batu Bara, Siap-siap Harga Naik!

Langkah pemerintah Indonesia menutup keran ekspor sepertinya bakal mendongkrak harga batu bara. Maklum, Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar dunia.
Tanpa pasokan dari Indonesia, pasar batu bara dunia akan sanat kehilangan. Keterbatasan pasokan ini berpotensi mengerek harga ke atas.
Semenara setimen negatif yang akan membayangi batu bara adalahkesadaran dunia yang semakin tinggi akan ancaman krisis iklim. Ini membuat sumber energi fosil yang kotor seperti batu bara sulit mendapat tempat.
Bahkan negara produsen, konsumen, dan eksportir batu bara besar seperti Australia bakal meninggalkan sumber energi tersebut. Australian Energy Market Operator (AEMO) akan menyusun rencana untuk mencapai netral karbon pada 2050.
Dalam rencana tersebut, Australia diperkirakan bakal meninggalkan sepenuhnya pembangkit listrik bertenaga batu bara pada 2043. "Tidak ada lagi pembangkitan listrik dengan batu bara pada 2043," tegas Daniel Westerman, CEO AEMO, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Batu bara, lanjut Westerman, akan digantikan oleh sumber energi lain seperti matahari, hidro, gas, dan sebagainya. Dibutuhkan investasi sekitar AU$ 12 miliar untuk membangun berbagai infrastruktur tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
