
Perak Lebih Kinclong Dibanding Emas Lho! Kamu Nggak Tertarik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak terpantau bergerak datar di awal tahun 2022. Namun, prospeknya dinilai cerah, bahkan bisa mengalahkan kinerja emas tahun ini.
Pada Senin (3/1/2021) pukul 07:05 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$23,27/ons. Posisi ini sama dengan harga penutupan pada akhir tahun lalu.
![]() |
Para analis optimis kinerja perak dapat mengungguli kinerja emas pada tahun 2022. Itu karena perak memiliki 2 fungsi yaitu sebagai lindung nilai inflasi dan logam industri.
"Perak adalah hibrida. Ini adalah logam mulia dengan peran sebagai lindung nilai inflasi, tetapi juga merupakan logam industri yang memiliki banyak aplikasi berbeda," kata Tim Hayes, kepala strategi investasi global Ned Davis Research (NDR).
Tahun lalu harga perak memiliki kinerja negatif salah satunya karena faktor masalah rantai pasokan dan tingginya biaya energi membuat permintaan untuk industri berkurang. Namun pada tahun ini permintaan perak sebagai logam industri diperkirakan meningkat seiring dengan masalah rantai pasokan yang mereda. Selain itu, permintaan dari energi hijau mulai meningkat.
"Seluruh cerita seputar dekarbonisasi akan dipercepat setelah COP26, dan kami akan mulai melihat manfaat itu untuk pasar perak," sebut Hynes.
Silver Institute memproyeksikan defisit pasokan untuk pasar perak pada 2022, dengan alasan lebih banyak permintaan industri dan upaya dekarbonisasi dunia.
"Hal ini (kenaikan permintaan perak) disebabkan oleh permintaan industri yang kuat, yang diuntungkan dari faktor struktural selain pemulihan pasca-corona yang berkelanjutan. Ini termasuk elektrifikasi armada kendaraan, teknologi 5G (ponsel) dan komitmen pemerintah untuk berinvestasi dalam energi hijau," ungkap Carsten Fritsch, Analis Commerzbank.
"Secara signifikan lebih banyak perak digunakan di kendaraan listrik daripada di mobil dengan mesin pembakaran internal," tambahnya.
Pergeseran menuju lebih banyak energi surya adalah pendorong penting lainnya yang dapat membuat harga perak lebih tinggi, menurut ahli strategi komoditas BofA. Dia menyebutkan investasi ke panel surya yang meningkat akan mendorong permintaan perak. Dengan skenario dekarbonisasi dari Badan Energi Internasional (IEA), permintaan perak dari tenaga surya bisa mencapai 8.550 ton pada 2030, naik 195% dibanding tahun 2020 sebesar 2.900 ton.
Perkiraan harga analis untuk tahun depan bervariasi antara US$24/ons hingga di atas US$30/ons.
Fritsch memiliki proyeksi harga perak akan mencapai US$26/ons pada tahun 2022. Sedangkan Hynes memperkirakan harga perak akan menyentuh level US$ 24/ons pada tahun 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?