Tumben! Pidato Kim Jong Un: Tak Sentuh AS-Korsel dan Nuklir

Market - Sandy Ferry, CNBC Indonesia
02 January 2022 15:45
North Korean leader Kim Jong Un gives field guidance during a visit to Samjiyon City, North Korea in this undated photo released on November 16, 2021 by North Korea's Korean Central News Agency (KCNA). KCNA via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. REUTERS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THIS IMAGE. NO THIRD PARTY SALES. SOUTH KOREA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN SOUTH KOREA. Foto: via REUTERS/KCNA

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan ekonomi yang goyah akan menjadi prioritas nasional tahun ini karena negara itu menghadapi "perjuangan hidup dan mati yang hebat".

Dia berbicara di akhir pertemuan kunci partai yang berkuasa, sekaligus menandai 10 tahun berkuasa Kim Jong Un.

Uniknya, dalam pidatonya itu, Kim Jong-un tidak menyebutkan langsung Amerika Serikat (AS) maupun Korea Selatan dalam pidatonya.

Yang jelas, blokade virus corona yang dipaksakan sendiri telah membuat Korea Utara berjuang dengan kekurangan makanan.

Sebab diaporkan, pada awal tahun ini orang-orang di Korea Selatan itu akan mengalami kelaparan. Sehingga hal itu akan menimbulkan kekhawatiran ketika musim dingin mendekat namun krisis pangan terjadi besar-besaran.

Seperti yang dilaporkan juga, bahwa perbatasan telah ditutup sejak Januari 2020 untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari China.

Bagi Kim Jong-Un, yang terpeting saat ini adalah meningkatkan pembangunan dan meningkatkan standar hidup masyarakat. Sebab memang, akui Kim, situasi yang sulit pada tahun 2021 itu, menetapkan negara ini untuk membuat kemajuan secara radikal sebagai cara memecahkan masalah krisis makanan, pakaian dan perumahan bagi rakyat Korut.

"Pekerjaan pencegahan epidemi darurat harus menjadi prioritas utama dalam pekerjaan negara," katanya seperti dikutip oleh kantor berita resmi Korea (KCNA).

Pidato tahun baru Kim sebelumnya telah memasukkan pesan ke Korea Selatan dan AS, tetapi kali ini tidak disebutkan secara eksplisit.

"Jika kita menganggap laporan pleno ini sebagai pengganti pidato Tahun Baru tahunan Kim Jong-un, dapat dikatakan bahwa itu adalah penyebutan tersingkat tentang hubungan antar-Korea dan kebijakan luar negeri yang pernah ada," Cheong Seong-chang, seorang peneliti senior di Sejong Institute, mengatakan kepada NK News.

Pada akhir tahun lalu, Korea Utara dan Selatan, AS, dan China pada prinsipnya sepakat untuk menyatakan secara resmi berakhirnya Perang Korea yang berakhir dengan gencatan senjata.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ekonomi AS 2021 Melesat 5,7% Tertinggi Sejak 1984


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading