
Ekonomi RI Tangguh di Tengah 'Badai' Omicron, Ini Buktinya!

Memasuki 2022, pandemi virus corona terutama dengan kehadiran varian omicron masih menjadi tantantan besar bagi perekonomian nasional. Untungnya, Indonesia punya modal kuat untuk menjaga agar pandemi tidak sampai membuat ekonomi 'mati suri'.
Kunci untuk menjaga ekonomi tetap di jalur ekspansi adalah perbankan. Sebab, perbankan masih sangat dominan dalam pembiayaan ekonomi Indonesia. Dalam perbankan yang sehat terdapat perekonomian yang kuat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan pada November 2021 tumbuh 4,82% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Jauh membaik dibandingkan pertumbuhan sepannjang 2020 yang -2,63%. Bahkan sudah mendekati pertumbuhan 2019, masa sebelum pandemi, yang tumbuh 5,86%.
"Fungsi intermediasi perbankan pada November 2021 kembali mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh positif. Hal ini mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi semakin membaik.
"Secara sektoral, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan terbesar pada sektor pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar Rp 24,9 triliun dan Rp 9,1 triliun," sebut laporan OJK.
Perbankan mampu menyalurkan kredit karena memiliki sumber dana yang kuat. Pada November 2021, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 7.330 triliun, melonjak 10,48% yoy.
Kesehatan perbankan nasional juga semakin membaik karena restrukturisasi kredit semakin berkurang. Seiring ekonomi yang semakin pulih, kemampuan bayar dunia usaha dan rumah tangga ikut bangkit sehingga menurunkan outstanding kredit dan jumlah kreditur restrukturisasi akibat pandemi Covid-19.
![]() |
"Kredit dan jumlah debitur restrukturisasi Covid-19 per November 2021 terus bergerak turun dengan tren melandai dibandingkan bulan sebelumnya. Peran restrukturisasi sangat besar menekan tingkat NPL/NPF dari Bank/Perusahaan Pembiayaan sehingga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik," tulis laporan OJK.
Halaman Selanjutnya --> Pasar Modal Indonesia Semarak
(aji/aji)