
Mobil Listrik: Masa Depan atau Cuma Angan-angan?

Saat ini mobil listrik dijual secara terbatas di Indonesia, hal ini terjadi karena infrastruktur pendukung yang terbatas ditambah dengan harga yang relatif lebih mahal dari pada mobil pilihan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Masyarakat Indonesia sangat menggemari mobil jenis minivan, kendaraan multiguna (multi purpose vehicle/MPV) ini memiliki kelebihan jumlah kursi penumpang yang lebih banyak dan harga juga lebih murah. Mobil tersebut dapat diperoleh dengan harga kurang dari Rp 200 juta, yang mana harga mobil listrik paling murah yang masuk ke Indonesia masih dibanderol pada harga Rp 600-an juta.
Dari sisi infrastruktur pendukung sendiri, pengguna mobil berbahan bakar fosil dimanjakan dengan menjamurnya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sampai ke pelosok Indonesia. Pengisian bahan bakar pun bisa dilakukan dengan cepat dalam hitungan detik. Seperti namanya, mobil listrik digerakkan oleh daya listrik yang disimpan di dalam baterai. Pengisiannya juga dilakukan di tempat khusus yang memiliki daya cukup besar sehingga tidak perlu menunggu lama.
Meskipun mobil listrik dapat menggunakan teknologi fast-charging tetap saja waktu pengisian daya ini sangat lama jika dibandingkan dengan mobil konvensional berbahan bakar minyak. Hal ini diperparah dengan keberadaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang jumlahnya masih sangat terbatas.
Stasiun pengisian terbatas
Berdasarkan data yang dihimpun dari aplikasi Charge.IN besutan PLN, hingga pertengahan tahun ini terdapat total 16 SPKLU yang terdaftar di aplikasi. SPKLU tersebut tersebat di 10 kota dan 7 provinsi, total soket untuk pengisian berjumlah 41.
Saat ini memang jumlah SPKLU yang tersedia dan tidak dalam pemeliharaan telah bertambah mencapai 45 unit di aplikasi rintisan PLN tersebut, meskipun demikian angka itu masih sangat kecil.
![]() Persebaran SPKLU hingga pertengahan tahun 2021 |
Masing-masing SPKLU tersebut juga memiliki daya yang berbeda-beda dari mulai yang paling kecil dengan tipe AC (arus bolak-balik) mini berdaya 7kW di ruas jalan tol Semarang-Batang, hingga tipe DC (arus searah) berdaya 87 kW di Jakarta.
![]() Peta sebaran SPKLU hingga pertengahan tahun 2021 |
Dari peta tersebut terlihat persebaran SPKLU memanjang dari ujung barat ke ujung timur pulau Jawa, dengan 2 tambahan SPKLU di luar Jawa yang terletak di Lampung dan Bali. Jarak terjauh antar SPKLU adalah SPKLU Surabaya dan Bali, dengan jarak total 429 km dan harus menaiki kapal saat menyeberang selat Bali. Selanjutnya adalah SPKLU Surabaya dan Sragen yang berjarak 234 km.
Secara hitungan teoritis, bisa saja pengguna kendaraan listrik melakukan perjalanan darat dari Lampung hingga Surabaya, dan untuk rute Surabaya-Bali hanya mampu ditempuh oleh Hyundai Kona Electric 64 kWh, yang secara teori memiliki jarak tempuh hingga 460 km.
Tapi perlu diperhatikan bahwa hitungan jarak tempuh tersebut didasarkan oleh penggunaan biasa di jalan tol dan dalam kota. Hitungan ini tentu akan berbeda jika menghitung faktor kemacetan yang juga masih sering dirasakan masyarakat Indonesia. Belum lagi penggunaan radio, pengeras suara, mengisi daya perangkan elektronik dan kegiatan lain yang bisa menguras daya mobil tentu akan mengurasi jarak tempuh maksimal.
Jika pun pemilik kendaraan listrik merasa yakin dan cukup konservatif dalam menggunakan daya listrik mobil, perlu diingat bahwa perjalanan darat melintasi pulau Jawa harus mengikuti rute yang saklek tempat pengisian daya berada. Sangat tidak dianjurkan untuk singgah di kota tertentu menikmati kuliner dan keindahan kota, karena bisa berakibat fatal.
Untuk pemakaian kendaraan listrik dalam Jakarta sendiri, untuk saat ini masih sangat memungkinkan. Keberadaan SPKLU di sekitar Jakarta masih dapat memenuhi permintaan dari pengguna kendaraan listrik.
PLN juga tidak berdiam diri, saat ini perseroan yang memonopoli listrik di Indonesia tersebut telah membuat Roadmap Pengembangan Infrastruktur Kendaraan Listrik 2020-2024. Yang mana dalam waktu dekat PLN akan menambahkan stasiun-stasiun pengisian daya listrik baru.
Meskipun saat ini jumlah SPKLU masih sangat terbatas, PLN telah berupaya dengan setidaknya mereka mampu menghubungkan dari ujung ke ujung pulau Jawa agar pengguna kendaraan listrik bisa merasa nyaman. Meskipun upaya tersebut masih jauh dari kata cukup tapi patut untuk diberikan apresiasi.
(fsd/fsd)