Dolar Singapura Tembus Rp 10.500, Gegara Omicron Lokal di RI?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 December 2021 15:55
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat cukup tajam melawan rupiah pada perdagangan Selasa (28/12) hingga menembus ke atas Rp 10.500/US$, melanjutkan penguatan awal pekan kemarin.

Pada pukul 13:50 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.503,21, dolar Singapura menguat 0,22% di pasar spot melansir data Refinitiv.

Dolar Singapura juga ditopang oleh ekspektasi Otoritas Moneternya (MAS) yang akan kembali mengetatkan kebijakan moneter, sebab inflasi di Singapura sedang tinggi.

Pemerintah Singapura Kamis pekan lalu melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di bulan November tumbuh 3,8% year-on-year (yoy), level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2013.

Selain itu, pada bulan lalu pemerintah Singapura melaporkan inflasi sektor produsen (producer price index/PPI) yang melesat ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. PPI bulan Oktober dilaporkan melesat 25,4% (yoy), jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 21,3% YoY. Inflasi sektor produsen tersebut menjadi yang tertinggi sejak Maret 1980.

Ketika inflasi sektor produsen tinggi, maka harga jual produk kemungkinan akan dinaikkan dan berdampak pada inflasi konsumen (CPI), yang menjadi pertimbangan MAS dalam mengetatkan kebijakan moneter.

Sementara itu rupiah sedikit tertekan akibat penyebaran kasus corona varian Omicron yang ditemukan lewat transmisi lokal.

Dalam konferensi pers terbarunya yang disiarkan di Channel Youtube Kemenkes hari ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi COVID-19. dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan perkembangan terbaru kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Sampai hari ini, terdapat 47 kasus Omicron di Indonesia. Artinya ada penambahan 1 kasus dari sebelumnya, dan kasus tersebut merupakan transmisi lokal.

"Hari Selasa, 47 kasus konfirmasi positif Omicron. 46 kasus impor dan 1 transmisi lokal," kata Siti Nadia.

Dengan adanya transmisi lokal, artinya penyebaran Omicron berisiko meluas. Omicron merupakan varian virus corona yang lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya, tetapi tidak menyebabkan penyakit lebih parah.

Menurut Nadia, pasien dan istri tinggal di Medan dan ke Jakarta satu bulan sekali. Mereka tiba di Jakarta 6 Desember.

"Kemudian 17 Desember mengunjungi salah satu restoran di SCBD," kata Nadia.

Pada 19 Desember, dia melakukan tes antigen dan dinyatakan positif.

Setelah itu, lanjut dia, dilakukan tes usap PCR 20 Desember dan terkonfirmasi omicron berdasarkan hasil dari laboratorium GSI pada 26 Desember.

"Sebagai tindak lanjut yang bersangkutan sedang dalam proses evakuasi untuk melakukan isolasi di RSPI Sulianti Saroso," ujar Nadia.

Omicron meski tidak menyebabkan penyakit parah tetapi lebih mudah menyebar, sehingga bisa menganggu fasilitas kesehatan. Hal ini membuat pelaku pasar berhati-hati yang tidak menguntungkan rupiah, meski sentimen masih cukup bagus.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Ambruk, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular