Masa Depan Batu Bara Suram? Itu Masa Depan, Tidak Hari Ini!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 December 2021 08:30
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Harga si batu hitam sedang dalam tren ciamik.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 170,1/ton. Naik 0,71% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara membukukan kenaikan 1,16% secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, harga melesat 6,78%.

Masa depan batu bara sebetulnya suram. Kesadaran dunia yang semakin tinggi akan ancaman krisis iklim membuat sumber energi fosil yang kotor seperti batu bara sulit mendapat tempat.

Bahkan negara produsen, konsumen, dan eksportir batu bara besar seperti Australia bakal meninggalkan sumber energi tersebut. Australian Energy Market Operator (AEMO) akan menyusun rencana untuk mencapai netral karbon pada 2050.

Dalam rencana tersebut, Australia diperkirakan bakal meninggalkan sepenuhnya pembangkit listrik bertenaga batu bara pada 2043. "Tidak ada lagi pembangkitan listrik dengan batu bara pada 2043," tegas Daniel Westerman, CEO AEMO, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Batu bara, lanjut Westerman, akan digantikan oleh sumber energi lain seperti matahari, hidro, gas, dan sebagainya. Dibutuhkan investasi sekitar AU$ 12 miliar untuk membangun berbagai infrastruktur tersebut.

Meski masa depan batu bara suram, tetapi itu masa depan. Tidak hari, karena hari ini batu bara masih menjadi sumber energi pembangkit listrik utama di banyak negara.

Oleh karena itu, permintaan batu bara akan tetap tinggi. Faktor ini yang membuat harga batu bara terus terdongkrak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular