
Ini Dia! 8 Merger & Akuisisi Paling Fenomenal Sepanjang 2021

5.Masuk Bisnis Bank Digital, Emtek Caplok Bank Fama
Konglomerasi lainnya yang juga melakukan akuisisi di tahun ini adalah Grup Emtek. Konglomerasi yang dimiliki Eddy Sariaatmadja ini mengakuisisi 93% saham PT Bank Fama International melalui anak usahanya, PT Elang Media Visitama (EMV).
EMV membeli sebanyak 9.089.503.800 lembar saham Bank Fama dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau setara Rp 908,95 miliar. Saham yang akan dibeli EMV terdiri dari 4.428.701.427 saham yang dimiliki oleh Junus Jen Suherman, 1.704.285.876 saham yang dimiliki Edi Susanto, 1.704.285.876 saham yang dimiliki Dewi Janti, dan 1.252.230.621 saham yang dimiliki PT Surya Putra Mandiri Sejahtera.
Pengambilalihan Bank Fama ini sejalan dengan rencana bisnis jangka panjang dari EMV untuk mengembangkan usahanya di Indonesia, termasuk untuk mendukung gerakan pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan dan akses perbankan pada sektor UMKM.
"Pengambilalihan yang diusulkan mewakili investasi strategis oleh EMV dan diharapkan meningkatkan pendapatan di masa depan dan nilai dari EMV," ungkap manajemen, dikutip Jumat (5/11/2021).
Dalam akuisisi ini, perusahaan akan menggunakan dana internal yang sudah disetor Grup Emtek kepada EMV.
"Setelah transaksi ini diselesaikan, EMV memiliki 93% kepemilikan dari total seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam FAMA. Pendanaan transaksi pengambilalihan akan menggunakan dana internal EMV," tulis keterbukaan tersebut, Jumat (24/12/2021).
6.Ekspansi Grup Northstar di Tambang Batu Bara Australia
Aksi korporasi menarik lainnya juga datang dari perusahaan tambang yang dimiliki Grup Nortshtar, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Perusahaan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara yang dimiliki Downer EDI Limited, Australia senilai US$ 99 juta atau sekitar Rp 1,42 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.365 per US$.
Transaksi akuisisi tersebut dilaksanakan pada 17 Desember 2021 melalui anak usaha perseroan yang dibentuk di Australia,
BUMA Australia Pty. Ltd. (BUMA Australia), yang sahamnya dimiliki sebesar 100% oleh BUMA. Dengan transaksi ini, semua persyaratan dalam perjanjian bersyarat yang ditandatangani pada 11 Oktober 2021 kini telah terpenuhi.
Transaksi ini mencakup transfer atas aset, karyawan, liabilitas imbalan kerja, dan kontrak- kontrak Mining East dari Downer ke BUMA Australia telah selesai dengan mencerminkan biaya akuisisi sebesar A$139 juta, setara dengan US$99 juta.
"Nilai transaksi tersebut menggambarkan material discount dari nilai buku >A$200 juta. Transaksi tersebut didanai sepenuhnya oleh fasilitas pinjaman bank Mandiri yang dilaksanakan penarikannya pada bulan Juli 2021," ungkap manajemen DOID, dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/12/2021).
Segmen usaha Mining East mencakup tim manajemen berpengalaman di Australia, sehingga akan melengkapi kemampuan BUMA dan perusahaan. Hal ini juga akan semakin memperkuat kontrak buku perusahaan, dengan penambahan klien Tier 1. Mining East memiliki kapasitas produksi sekitar 160 juta bcm untuk pengupasan lapisan tanah penutup, di mana sejumlah sekitar 130 juta bcm telah terikat kontrak, dan 10,5 juta ton batubara, yang digunakan untuk melayani konsesi batubara termal maupun coking.
7.Bos Adaro Caplok Saham Trimegah Sekuritas
Pengusaha yang juga Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir mengakuisisi 34,64% saham PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM).
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Trimegah, Boy Thohir selaku pengendali baru telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat atas rencana pengambilalihan perseran dengan Advance Wealth Finance Ltd selaku penjual pada 22 Desember 2021 dari Grup Northtar
"Calon pengendali baru berencana untuk membeli 2.462.700.000 saham di perseroan milik penjual yang merupakan sekitar 34,64 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh perseroan," ungkap keterangan tersebut, dikutip Jumat (23/12/2021).
Nantinya, bila transaksi itu diselesaikan akan terjadi perubahan pengendalian pada PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM).
Catatan CNBC Indonesia, jumlah saham yang diakuisisi ini lebih kecil dari rencana yang disampaikan sebelumnya, yakni 49% saham.
Sebelumnya, dalam pertimbangan akuisisi tersebut, Boy Thohir menilai, saat ini industri pasar modal, terutama setelah pandemi Covid-19 diyakini mempunyai prospek yang baik. Terlebih, kata dia, saat ini banyak investor ritel dari generasi muda yang mulai aktif berinvestasi saham, sehingga investasi ini menjadi langkah strategis.
"Intinya saya sangat optimis dengan masa depan perekonomian Indonesia pasca Covid-19 dan tentunya juga terhadap pasar modal Indonesia apalagi banyak banget para millenial yang sekarang aktif di Bursa Efek Indonesia," kata Boy, kepada CNBC Indonesia, Senin (6/10/2021).
8.Merger Gojek dan Tokopedia
Yang tak kalah menarik, tentu pada tahun ini adalah peristiwa fenomenal penggabungan usaha dua perusahaan rintisan, Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo.
GoTo merupakan perusahaan dengan tiga layanan sekaligus yakni on-demand, sistem pembayaran digital dan market place.
Menurut William Tanuwijaya, co-founder dan CEOTokopedia, GoTomerupakan singkatan dari nama Gojekdan Tokopediadan gotong-royong yang jadi semangat penggabungan kedua perusahaan.
Total nilai transaksi penggabungan (gross transaction value/GTV) ini bruto grup ini hingga akhir 2020 lalu lebih dari US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 319 triliun (kurs Rp 14.500/US$), dengan lebih dari US$ 1,8 miliar atau Rp 26 triliun pada 2020.
Dalam keterangan resmi GoTo, ada lebih dari 2 juta armada pengemudi terdaftar saat ini. Untuk merchant atau mitra pedagang mencapai 11 juta per Desember 2020.
Sementara itu, ada 100 juta pengguna aktif bulanan. Sedangkan hingga akhir 2020, total nilai transaksi gabungan bruto GoTo adalah lebih dari Rp319 triliun dan tahun lalu capaiannya sekitar Rp 26 triliun.
Dari sisi manajemen, Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin bisnis gabungan tersebut sebagai CEO GoTo Group, dengan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo Group. Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.
(sys/sys)[Gambas:Video CNBC]
