Bapak-Ibu Bankir, Tolong Rakyat! Bunga Kredit Mencekik...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 December 2021 12:34
rupiah
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyaluran kredit perbankan terus menunjukkan tren positif. Namun soal suku bunga, rasanya masih agak terlalu mahal.

Bank Indonesia (BI) melaporkan outstanding penyaluran kredit perbankan per akhir November 2021 adalah Rp 5.694,9 triliun. Tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Penyaluran kredit mencatat pertumbuhan positif selama enam bulan beruntun. Pertumbuhan 4,4% yoy menjadi yang terbaik sejak Maret 2020. Perlahan tetapi pasti, situasi sudah kembali ke masa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covd-19).

Berdasarkan jenis penggunaan, seluruh kredit tumbuh positif pada November 2021. Bahkan lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya.

Kredit Modal Kerja (KMK) menjadi yang paling impresif dengan pertumbuhan 5% yoy, membaik dari Oktober 2021 yang naik 4,4% yoy.

"KMK kembali tumbuh menguat, dari 4,4% yoy pada Oktober 2021 menjadi 5% yoy pada November 2021, terutama di sektor Industri Pengolahan, serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). KMK sektor Industri Pengolahan pada November 2021 tercatat tumbuh 5,1% yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (1,2% yoy). Peningkatan terutama terjadi pada KMK Industri Minyak Goreng dari Kelapa Sawit Mentah di Sumatera Utara dan Riau. Sementara itu, KMK sektor PHR tumbuh meningkat dari 3,6% (yoy) menjadi 4,5% (yoy) pada November 2021, bersumber dari peningkatan realisasi kredit KMK penjualan mobil di DKI Jakarta dan Jawa Timur," papar laporan BI.

bankSumber: BI

Halaman Selanjutnya --> Bunga Kredit Masih Tinggi

Dari sisi suku bunga, rata-rata tertimbang bunga kredit pada November 2021 adalah 9,25%. Turun 5 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya.

Untuk KMK, yang menjadi acuan penyaluran kredit, rata-rata suku bunga per akhir Oktober 2021 adalah 8,75%. Turun 6 bps dari sebulan sebelumnya.

Dalam setahun terakhir, rata-rata suku bunga KMK sudah turun 57 bps. Sudah rendah, bukan?

Belum. Walau sudah turun, laju penurunannya belum secepat yang diharapkan.

Pasalnya, dalam periode yang sama biaya dana perbankan sudah terpangkas lebih dalam. Suku bunga deposito tenor 1 bulan, yang menjadi acuan biaya dana, berkurang 152 bps. Jadi koreksi suku bunga KMK belum sampai separuh dari penurunan bunga deposito.

Oleh karena itu, Gubernur BI Perry Warjiyo meminta perbankan untuk lebih agresif memangkas suku bunga kredit. Bukan apa-apa, ruang untuk itu masih terbuka lebar.

Mobilitas masyarakat yang meningkat selepas pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menurut Perry, membuat perbankan berani menurunkan risiko penyaluran kredit baru. Hasilnya, suku bunga kredit ikut turun.

Namun penurunan suku bunga kredit baru jauh lebih rendah dari deposito. Akibatnya, spread (selisih) suku bunga masih tinggi dan marjin bunga bersih (NIM) perbankan masih tinggi.

"Ruang perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit masih lebar," tegas Perry.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular