Bunga Tinggi! Warning untuk Anak Muda, Harga Rumah Bakal Naik

Feri Sandria, CNBC Indonesia
20 December 2021 10:40
cover topik/Apartemen Hantu Bertebaran di Jakarta_cover/Aristya Rahadian
Foto: cover topik/Apartemen Hantu Bertebaran di Jakarta_cover/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga properti diperkirakan akan tetap meningkat tahun depan, survei Reuters dari jejak pendapat para ahli menyebutkan prospek akan keterjangkauan properti sebagian besar negatif.

Kenaikan harga rumah tanpa henti memang diperkirakan akan mereda, tetapi tidak berhenti di sebagian besar pasar properti utama tahun depan. Para ahli yang disurvei menyebutkan keterjangkauan akan semakin buruk, salah satunya akibat kenaikan suku bunga yang lebih tinggi.

Dalam bisnis real estat, pandangan konvensional mengatakan bahwa kenaikan suku bunga membuat pembelian atau penjualan rumah menjadi lebih sulit, dan sebaliknya.

Hampir tiga perempat responden yang disurvei - 74 dari 103 - yang mencakup delapan pasar utama dunia, mengatakan mereka memperkirakan harga perumahan akan lebih mahal, dan lebih tidak terjangkau bagi banyak orang, selama dua hingga tiga tahun mendatang.

Orang-orang yang sudah berjuang untuk mengumpulkan uang muka diperkirakan masih kesusahan mengamankan rumah pertama mereka karena para pemilik rumah dengan dana lebih banyak yang disimpan selama pandemi akan dengan mudah mengalahkan calon pembeli pertama.

"Risiko terbesar benar-benar bagi generasi muda yang tidak akan dapat mengumpulkan simpanan yang diperlukan. Ya, [para keluarga] telah menabung secara signifikan selama pandemi, tetapi bagi mereka yang tidak memiliki ekuitas dalam jumlah yang signifikan, harga telah ... bergerak maju di depan mereka," kata Liam Bailey, kepala penelitian global di Knight Frank.

Rekor suku bunga rendah selama bertahun-tahun dan kurangnya rumah terjangkau telah mendorong harga rumah di sebagian besar pasar properti utama ke tingkat yang fantastis sebelum pandemi.

Kenaikan harga itu diperburuk ketika sebagian besar orang dalam angkatan kerja yang kaya yang telah memiliki rumah dan dapat bekerja dari jarak jauh selama lockdown terkait pandemi mulai mencari lebih banyak alternatif tempat tinggal, sering kali di luar kota.

Prospek Properti di Delaapan Pasar Utama DuniaFoto: Reuters
Prospek Properti di Delaapan Pasar Utama Dunia

Memang, sebagian besar pasar perumahan utama telah mengungguli tidak hanya ekonomi yang lebih luas di masing-masing wilayah, tetapi juga ekspektasi optimis analis pasar properti sendiri.

Di lima pasar tersebut - Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Dubai - harga rumah secara kasar naik dua kali lipat dari perkiraan para analis pada awal tahun ini.

Meskipun harga properti telah naik secara signifikan dan melampaui ekspektasi, hanya satu analis dari 111 yang memberikan perkiraan harga rumah di kedelapan pasar tersebut akan jatuh tahun depan.

Untuk tahun 2023, lebih dari 10% dari para ahli yang disurvei memperkirakan akan terjadi penurunan moderat, hanya mempengaruhi Australia, Selandia Baru dan Kanada, tiga pasar properti termahal di dunia.

Laju peningkatan harga rumah yang luar biasa - dalam beberapa kasus peningkatannya sampai dua digit tahun ini - diperkirakan akan berkurang setengahnya di semua pasar. Tetapi di sebagian besar wilayah, harga tersebut masih jauh lebih tinggi daripada kenaikan upah rata-rata.

Liam Bailey menambahkan bahwa jika suku bunga naik secara signifikan, maka kondisi pasar perumahan akan mendapat masalah.

Dengan inflasi harga konsumen yang sekarang berada di level tertinggi selama beberapa dekade di AS dan Inggris, suku bunga pasti akan naik dari rekor terendah tahun depan. Satu-satunya hal yang masih belum dapat dipastikan adalah berapa besar otoritas bank sentral setempat akan menaikkan suku bunga sepanjang tahun dan hingga 2023.

 

Kendala yang Dapat Mempengaruhi Pasar Properti GlobalFoto: Reuters
Kendala yang Dapat Mempengaruhi Pasar Properti Global

Terkait kendala terbesar pada harga di pasar perumahan tahun depan, 83 dari 106 responden memilih suku bunga yang lebih tinggi (46) atau kendala pasokan (37) menjadi alasan utama.

Salah satu tantangan yang kemungkinan akan bertahan hingga tahun depan adalah kekurangan bahan bangunan yang disebabkan oleh pandemi yang telah menyumbat perdagangan global.

Hambatan tersebut akan memperparah percepatan laju pembangunan rumah yang terjangkau yang saat ini bahkan sudah lambat.

"Sebagian permintaan untuk memperoleh rumah agak mereka meskipun suku bunga masih rendah, karena harga menjadi sangat tinggi dan tidak ada pasokan rumah yang cukup di pasar untuk dibeli," kata Geraldine Guichardo, kepala global bidang riset, hotel dan hunian di JLL.

Meski demikian, Guichardo lebih optimis tentang prospek dalam tiga hingga lima tahun, di mana dia melihat lebih banyak keseimbangan kembali ke pasar saat pengembang membangun lebih banyak rumah.

"Tetapi karena biaya konstruksi (dan) masalah rantai pasokan, akan lebih lambat untuk membuat proyek-proyek itu bergerak," katanya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular