Amsyong.. Harga Tembaga Madesu Karena Ini!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 20/12/2021 09:44 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan logam dari China sebagai konsumen utama dunia terancam lesu. Ini menekan laju tembaga pada perdagangan awal pekan ini.

Pada Senin (20/12/2021) pukul 09:10 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.409/ton, turun 0,3% dibandingkan harga penutupan pekan lalu.


Sumber: investing.com


"Data China menandakan bahwa latar belakang permintaan untuk logam tidak mungkin membaik, setidaknya dalam jangka pendek", kata Carsten Menke, Analis Julius Baer.

Dia menambahkan pasokan yang ketat masih akan membuat harga tembaga tetap tinggi. Output pabrik di China tumbuh lebih cepat dari perkiraan di bulan November.

Output pabrik naik 3,8% year-on-year (yoy) pada November, lebih cepat dari ekspektasi sebesar 3,6% (yoy). Angka tersebut pun lebih tinggi dari pencapaian bulan Oktober sebesar 3,5% yoy.

Tetapi pasar properti yang lesu terus berlanjut jadi salah satu pemberat tembaga. Permintaan yang lemah dan krisis likuiditas di antara pengembang jadi isu utama.

Berdasarkan Biro Statistik Nasional (NBS), penjualan rumah berdasarkan merosot 16,31% month-to-month (mom). Penurunan ini sudah terjadi lima bulan beruntun. Itu menunjukkan permintaan yang suram.

Saat sektor properti terpukul, permintaan tembaga menjadi terancam turun. Sebab, sektor ini menyumbang sebagian besar konsumsi tembaga.

Sementara China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi