Bursa Eropa Cenderung Melemah di Sesi Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 December 2021 17:52
A computer screen shows news about Brexit with British Prime Minister Theresa May as a broker watches his screens at the stock market in Frankfurt, Germany, Wednesday, Jan. 16, 2019. (AP Photo/Michael Probst)
Foto: Bursa Eropa (AP Photo/Michael Probst)

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa Eropa tertekan pada pembukaan perdagangan Jumat (17/12/2021), di tengah kembali merebaknya kekhawatiran pemodal terhadap virus Covid-19 varian Omicron dan kenaikan inflasi.

Indeks Stoxx 600 dibuka menguat 0,2% di sesi awal perdagangan dengan indeks saham sektor otomotif ambruk 1,3% dan memimpin koreksi indeks saham sektoral. Di sisi lain, indeks saham sektor alat rumah tinggi menguat 0,4%.

Selang setengah jam kemudian reli indeks Stoxx 600 menjadi 3,3 poin (-0,69%) di level 473,29. Indeks CAC Prancis surut 66,7 poin (-0,95%) ke 6.938,36 dan DAX Jerman turun 106 poin (-0,68%) ke 15.530,36. Namun, FTSE Inggris menguat 9,95 poin (+0,14%) ke 7.270,56.

Bursa utama Asia Pasifik cenderung melemah dengan indeks Jepang dan India memimpin koreksi. Di AS, kontrak berjangka (futures) mengindikasikan koreksi setelah Nasdaq ambruk 2,47% kemarin, menjadi koreksi terburuk sejak September.

Koreksi terjadi setelah kemarin bursa regional melesat menyambut keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang akan agresif mengurangi pembelian obligasi dan melihat beberapa kenaikan suku bunga pada 2022.

Di sisi lain, Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga acuan pertama kali sejak pandemi, menyusul kuatnya pasar tenaga kerja dan kebutuhan mengendalikan inflasi November yang mencapai 5,1% (tahunan)-tertinggi dalam 1 dekade-jauh di atas target yang dipatok (2%).

Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) masih menunjukkan sikap moneter yang longgar (dovish), meski memangkas program pembelian obligasi sembari mempertahankan kebijakan akomodatif hingga 2022.

Di sisi lain, varian omicron menyebar dengan laju yang mengkhawatirkan sehingga memaksa beberapa negara di Eropa memberlakukan kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat. Inggris melaporkan nyaris 90.000 kasus dalam sehari tetapi angka kematian stabil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular