Selamat dari Zona Merah di Menit Akhir, IHSG Happy Weekend!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
17 December 2021 16:04
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau di menit-menit terakhir perdagangan hari ini, Jumat (17/12/2021), setelah sepanjang hari cenderung di zona merah. Investor tampaknya mengabaikan dari dalam dan luar negeri hari ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 0,11% ke posisi 6.061,93, rebound dari koreksi 0,47% pada perdagangan Kamis (16/12) kemarin.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 13,71 triliun dan volume perdagangan 27,03 miliar saham. Sebanyak 226 saham naik, 302 turun, dan 153 stagnan hari ini.

Investor asing melakukan jual bersih Rp 82,66 miliar di pasar reguler, tetapi membukukan beli bersih Rp 225,35miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Saham bank PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan nilai beli bersih Rp 275,5 miliar di pasar reguler. Saham BBCA terkerek naik 3,09% hari ini.

Selain saham BBCA, asing juga banyak membeli saham emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan nilai beli bersih Rp 28,1 miliar. Sejurus dengan itu, saham ITMG melesat 3,38%.

Di sisi lain, dua saham bank BUMN menjadi saham yang paling banyak dilego asing.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masing-masing mencatatkan jual bersih asing sebesar Rp 205,7 miliar dan Rp 104,8 miliar di pasar reguler.

Harga kedua saham tersebut pun ikut turun masing-masing sebesar 0,72% dan 1,38%.

Selain soal masuknya virus corona Omicron ke Indonesia, sentimen negatif datang dari bank sentral Inggris yang menaikkan suku bunga acuannya dari 0,1% menjadi 0,25%, menjadi kenaikan yang pertama di antara bank sentral negara maju sejak era pandemi.

Pemicu perubahan kebijakan moneter menjadi ketat tersebut terjadi setelah inflasi Inggris per November menyentuh level tertinggi 10 tahun pada 5,1% atau jauh lebih tinggi dari target Bank of England (BoE) yang memperkirakan angka 2%, dan juga lebih tinggi dari posisi Oktober sebesar 4,2%.

Pengetatan kebijakan moneter secara mendadak di negara maju sempat memicu pembalikan dana global dari negara-negara berkembang dan memicu gejolak di sektor keuangan, seperti yang terjadi pada tahun 2013.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular