Dua Hari Perkasa, Perak Mulai Letoy

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 17/12/2021 08:24 WIB
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak terkoreksi setelah dua hari menguat seiring dengan kebijakan moneter The Fed yang sesuai ekspektasi.

Pada Jumat (17/12/2021) pukul 07:41 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 22,4373/ons, turun tipis 0,1% dibanding posisi hari sebelumnya.


Sumber: Refinitiv

Dua hari terakhir harga perak menguat 2,3% setelah kebijakan The Fed menaikkan suku bunga. Fed memang secara agresif mempercepat normalisasi kebijakan moneternya, tetapi semuanya sudah diprediksi pasar. Sehingga bukan jadi hal yang mengejutkan.

Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) diperbesar menjadi US$ 30 miliar setiap bulannya dari saat ini US$ 15 miliar. Percepatan tapering tersebut persis dengan prediksi pelaku pasar, sehingga tidak ada kejutan.

"Ini secara luas seperti yang diharapkan, "kata Ruan Detrick, kepala strategi pasar di LPL Financial.

The Fed memproyeksikan suku bunga acuannya naik menjadi 0,9% pada tahun 2022. Kemudian pada tahun 2023 naik menjadi 1,6% dan menjadi 2,1% tahun 2024. Kenaikan suku bunga memang merupakan musuh bagi aset lindung nilai atau safe haven seperti perak. Namun, hasil ini tidak mengejutkan investor sehingga harga perak stabil.

Terlebih lagi risiko penyebaran Omicron masih kuat untuk mengaburkan prospek pemulihan ekonomi dunia. Ketika ekonomi menjadi tidak pasti, safe haven akan diuntungkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Deadline Nego Tarif Impor Trump, IHSG Galau