
Abaikan Temuan Korban Omicron di Inggris, Bursa Eropa Menguat

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (14/12/2021), di tengah kekhawatiran terbaru seputar tingkat keparahan infeksi varian terbaru Covid-19 Omicron.
Indeks Stoxx 600 dibuka bertumbuh 0,4% di sesi awal dengan indeks saham sektor komoditas dasar melonjak 1,2% memimpin reli semua indeks saham sektoral, kecuali indeks saham sektor otomotig yang melemah 0,4%.
Selang 1 jam kemudian reli indeks Stoxx 600 menjadi 1,8 poin (+0,38%) di level 475,34. Indeks CAC Prancis naik 15,6 poin (+0,23%) ke 6.958,55. FTSE Inggris tumbuh 44,05 poin (+0,61%) ke 7.275,49. DAX Jerman loncat 61,5 poin (+0,39%) ke 15.683,23.
Bursa utama Asia Pasifik cenderung melemah karena kekhawatiran seputar virus Covid-19 varian Omicron, tetapi harga kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) menguat tipis.
Sentimen tak sedap datang dari perkembangan baru varian Omicron di mana Inggris melaporkan varian batu tersebut telah merenggut nyawa satu orang pasien. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
"Sayangnya iya, Omicron menyebabkan rawat inap dan sayangnya lagi ada satu pasien telah dipastikan meninggal akibat terinfeksi Omicron," kata Johnson kepada wartawan dalam kunjungan ke klinik vaksinasi dekat Paddington, London, menurut Sky News.
Selain itu dari China, pemerintah setempat melaporkan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di negaranya pada Senin kemarin, seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa omicron bermutasi menjadi kian berbahaya.
Investor juga memantau kebijakan bank sentral dunia. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Bank of Japan, Bank of England dan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) kompak menggelar rapat penetapan suku bunga acuan dan kebijakan moneter mereka pekan ini.
Pertemuan itu dijalankan di tengah lonjakan inflasi di AS per November yang telah mencapai angka 6,8% (tahunan) menjadi yang tertinggi sejak 1982. Angka tersebut juga lebih tinggi dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 6,7%.
Data pengangguran Inggris tercatat masih kuat pada November, dengan 257.000 slip gaji baru yang mengindikasikan pembukaan lapangan kerja masih sesuai dengan ekspektasi.
"Tanpa kemunculan varian Omicron, laporan pasar tenaga kerja Inggris hari ini semestinya cukup untuk meyakinkan Bank of England menaikkan suku bunga acuan pada rapat Kamis nanti," tutur Hugh Gimber, perencana pasar global JPMorgan Asset Management, dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan