Simak Nih! Deretan Kabar 'Hot' buat Pekan Depan
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada pekan ini, setelah sebelumnya isu omicron mampu membuat bursa nasional tertekan dua minggu beruntun.
Sebelumnya, mengawali bulan Desember, performa indeks dibuka kurang oke, salah satunya dikarenakan penemuan varian baru di Botswana dan Afrika Selatan akhir November yang mampu menekan dalam kinerja IHSG.
Akan tetapi setelah beberapa studi awal soal Omicron dilakukan, investor akhirnya kembali positif dan IHSG tercatat menguat 1,75% ke level 6.652,92, dengan lima hari beruntun mampu ditutup di zona hijau.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih di pasar reguler asing sepakan ini sebesar Rp 1,27 triliun.
Sentimen Pekan Depan
Selain terus menyimak perkembangan kabar soal galur Covid-19 Omicron, investor juga akan memperhatikan sejumlah rilis data ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri, dalam sepekan ke depan.
Dari dalam negeri, bakal ada 3 data utama yang bakal dipublikasikan.
Pertama, Bank Indonesia (BI) akan merilis data statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI) edisi Desember pada Selasa (14/12).
Sebelumnya, dalam rilis pada 15 November 2021, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III 2021 tercatat sebesar 423,1 miliar dolar AS atau tumbuh 3,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2,0% (yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik dan sektor swasta.
"ULN Indonesia pada triwulan III 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,0%, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 37,5%," jelas BI dalam rilis pers.
Kedua, pada Rabu (15/12), Badan Pusat Statistik (BPS) akan menerbitkan data neraca dagang alias perkembangan ekspor-impor Indonesia per November 2021.
Konsensus ekonom yang dihimpun Tradingeconomics memprediksi, neraca dagang Indonesia akan kembali surplus menjadi sebesar US$ 4,34 miliar per November 2021, dari bulan sebelumnya surplus US$ 5,73 miliar.
Ketiga, pada Kamis (16/12), akan ada keputusan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI edisi Desember mengenai tingkat suku bunga. Ekonom yang disurvei Tradingeconomics meramal, BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5%. Hingga November lalu, BI berarti sudah menahan suku bunga di level 3,5% selama 9 bulan beruntun.
(adf/adf)