Pandemi Terkendali, FAST Targetkan Pertumbuhan 24,1% di 2022
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pemegang waralaba KFC dan Taco Bell di Indonesia menargetkan pertumbuhan penjualan pada 2022 sebesar 24,% atau setara Rp 6,33 triliun. Direktur FAST Wachjudi Martono mengatakan pada 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik dan berpotensi menjadi momentum pemulihan bagi FAST.
"Kami sudah menyiapkan strategi agar target Rp 6,33 triliun bisa tercapai, salah satunya dengan meningkatkan dine-in capacity," jelas Wachjudi dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Selain peningkatan dine capacity, FAST juga akan meningkatkan digital bisnis, dengan membuat aplikasi untuk pemesanan, ada pula yang berbasis WhatsApp dan juga website. Tidak berhenti di situ, Fast juga berencana terus menguatkan kerja sama dengan agregator seperti GoJek, Grab, dan juga ShopeeFood.
"Kami juga akan terus berinovasi dengan menu baru, produk baru, value meal dan promosi yang akan disesuaikan dengan waktu dan event pada 2022 mendatang," ungkap Wachjudin.
Dia mengatakan hingga September, perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan sebagai dampak pandemi. Beberapa penyebab turunnya pendapatan adalah karena pembatasan mobilitas di semua kota di Indonesia sehingga terjadi pembatasan dine-in.
Padahal dine-in atau makan di tempat memberikan kontribusi besar dalam penjualan. Selain itu, penutupan mal dan juga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga berpengaruh besar, termasuk pembatasan turis asing di beberapa kota wisata seperti Bali dan Lombok.
"Kenaikan upah minimum secara nasional juga tidak bisa ditutupi dengan penyesuaian harga menu yang minimal," kata dia.
Selain itu, faktor lainnya yakni kenaikan harga untuk beberapa bahan baku dan biaya material handling, kenaikan bahan bakar minyak (BBM), yang juga berpengaruh pada pendapatan FAST pada sembilan bulan terakhir.
Akibat pandemi, FAST terpaksa menutup sementara gerai mereka dari 743 gerai menjadi 736 gerai. Di Sumatera berkurang dua menjadi tersisia 135 gerai, di Jawa berkurang lima gerai menjadi 443, di Kalimantan bertambah satu menjadi 50 gerai, dan Sulawesi berkurang satu menjadi 52 gerai. Sementara untuk wilayah Papua, Maluku, Bali, NTT, dan NTB masih tetap sama.
"Tahun depan kami optimis bisa pulih dan kejadian ini tidak akan berulang," kata Wachjudin.
(rah/rah)