Kata-Kata WHO Soal Omicron Ini Bikin Harga Tembaga Turun Lagi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 09/12/2021 12:50 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tembaga mulai kehabisan bensin setelah selama tiga hari menguat. Kecemasan terhadap varian Omicron yang "timbul-tenggelam", memadamkan sentimen pelonggaran kebijakan keuangan di China.

Pada Kamis (9/12/2021) pukul 11.11 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.618,5/ton, turun 0,35% dibandingkan posisi sebelumnya.

Foto: Investing.com
Tembaga

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian virus Omicron telah dilaporkan di 57 negara.


Dalam pernyataan resminya, WHO mengkhawatirkan bahwa ini dapat mendorong angka rawat inap di fasilitas kesehatan. Meski, belum ada laporan bahwa infeksi virus ini menimbulkan gejala yang parah.

"Bahkan jika tingkat keparahannya sama atau bahkan berpotensi lebih rendah daripada varian Delta, diyakini rawat inap akan meningkat jika lebih banyak orang terinfeksi dan akan ada jeda waktu antara peningkatan insiden kasus serta peningkatan kasus kematian," ujar lembaga kesehatan global itu dikutip Straits Times, Kamis (9/12/2021).

Penyebaran Omicron yang lebih luas menimbulkan ketidakpastian dalam pemulihan ekonomi sehingga investor lebih berhati-hati.

Namun, persediaan tembaga di China yang rendah dan prospek permintaan yang positif menopang laju tembaga menurut Ole Hansen, ahli strategi di Saxo Bank.

"Stok yang rendah, impor China yang kuat dan prospek permintaan yang positif berarti pasar (tembaga) condong ke atas," katanya.

Menurut data Administrasi Umum Kepabeanan China, impor tembaga China mencapai 510.402 ton pada bulan November, naik 24,32% dibanding impor bulan Oktober. Tetapi masih turun 9,1% dari impor November 2020.

Impor tembaga dalam 11 bulan pertama tahun 2021 sebesar 4,94 juta ton, turun 19,9% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, stok tembaga olahan di gudang berikat Shanghai turun hampir 17% pada November dan sekarang berada di bawah 170.000 ton yang merupakan rekor terendah sejak 2013.

Mengacu data Statista, konsumen tembaga olahan terbesar di dunia pada tahun 2020 adalah China. Pada tahun itu, China mengonsumsi 54 persen dari total volume konsumsi tembaga dunia. Jadi konsumsi China dapat mempengaruhi harga tembaga global.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan