Raksasa Properti China Mau Bangkrut, Karet Kena Getahnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet berjangka tergelincir pada perdagangan siang ini karena raksasa properti China kembali terancam gagal bayar utang dan pertumbuhan ekonomi Jepang yang lemah.
Pada Rabu (8/12/2021) pukul 11:41 WIB harga karet berjangka Jepang tercatat JPY 236,8/kg, turun 0,08% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Kaisa Group Holdings, real estat terbesar ke 27 di China, terancam tak bisa membayar utang dan bangkrut. Kaisa dikatakan mustahil memenuhi target pembayaran jatuh tempo utang sebesar US$ 400 juta setara Rp 200,78 miliar. Kaisa juga menangguhkan perdagangan saham, Rabu (8/12/2021).
"Atas permintaan Kaisa Group Holdings Ltd, perdagangan saham perusahaan dihentikan pada pukul 9.00 pagi pada hari Rabu, 8 Desember 2021 menunggu rilis oleh perusahaan dari pengumuman yang berisi informasi orang dalam," kata keterbukaan di bursa setempat, dikutip AFP.
Krisis properti ini memberikan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi China, konsumen terbesar karet dunia.
Sementara itu, Ekonomi Jepang pada kuartal ketiga tahun ini menyusut lebih besar dari pembacaan awal yang dilaporkan. Hal ini terjadi karena transmisi lokal kasus COVID-19 yang meningkat tajam, memberikan pukulan berat bagi konsumsi sektor swasta.
Alasan lain adalah kekurangan pasokan chip global ikut memberikan dampak besar pada industri otomotif sebagai salah satu sumber kekuatan ekonomi Jepang.
Ekonomi Jepang terkontraksi 3,6% (yang disetahunkan/annualised) pada Juli-September, lebih buruk dari pembacaan awal yakni kontraksi sebesar 3,0%, berdasarkandata kantor kabinet yang diterbitkan Rabu (8/12). Angka tersebut, juga lebih dalam dari konsensus ekonom untuk yang memperkirakan penurunan 3,1%. Sedangkan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/QoQ), ekonomi Jepang terkontraksi 0,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)