
Pertumbuhan Impor China 'Hattrick', Harga Tembaga Naik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat tipis pada perdagangan jelang siang ini karena kebijakan moneter China yang longgar dan kenaikan impor tembaga China. Di sisi lain penyebaran Omicron masih jadi risiko yang harus dihadapi oleh tembaga.
Pada Rabu (8/12/2021) pukul 10:22 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.568/ton, naik 0,15% dari posisi kemarin.
![]() |
Bank Rakyat China pada hari Senin mengatakan akan memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan untuk menambah likuiditas di pasar sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Pelonggaran kebijakan China telah memicu optimisme. Sementara itu, kita mungkin telah melihat yang terburuk di pasar properti," kata analis ING Wenyu Yao.
Sementara itu, Impor tembaga China pada November naik untuk bulan ketiga berturut-turut dan mencapai titik tertinggi sejak Maret. Menurut data Administrasi Umum Kepabeanan China, impor tembaga China mencapai 510.402 ton pada bulan November, naik 24,32% dibanding impor bulan Oktober. Tetapi masih turun 9,1% dari impor November 2020.
Impor tembaga dalam 11 bulan pertama tahun 2021 sebesar 4,94 juta ton, turun 19,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Lonjakan impor tembaga pada bulan November karena krisis listrik yang mulai mereda, sehingga meningkatkan permintaan logam untuk industri.
Aktivitas di sektor manufaktur dan konstruksi yang merupakan konsumen utama tembaga di China meningkat karena penjatahan listrik yang mulai berkurang dan harga bahan baku yang mulai stabil.
Stok tembaga olahan di gudang berikat Shanghai turun hampir 17% pada November dan sekarang berada di bawah 170.000 ton yang merupakan rekor terendah sejak 2013.
Namun, laju tembaga tertahan oleh Omicron yang terus menyebar dan sudah menyebar ke 50 negara menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (AS) alias CDC.
Walaupun data awal Omicron menunjukkan tanda varian ini tidak lebih parah, tetapi masih terlalu dini untuk memberi kesimpulan. Hal ini yang menyebabkan kekhawatiran investor atas pemulihan ekonomi dunia.
Mengacu data Statista, konsumen tembaga olahan terbesar di dunia pada tahun 2020 adalah China. Pada tahun itu, China mengonsumsi 54 persen dari total volume konsumsi tembaga dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat