Omicron Goncang Kinerja Reksa Dana

Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 December 2021 13:30
cover topik/Reksa dana anjlok konten/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: cover topik/Reksa dana anjlok konten/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja reksa dana sepanjang pekan lalu, periode 26 November-3 Desember 2021 tertekan akibat adanya varian baru Covid-19, Omicron. Varian baru ini mendorong investor asing untuk melakukan jual bersih (net sell) di pasar saham dan pasar surat uang.

Menurut indeks reksa dana Infovesta, mayoritas reksa dana melanjutkan penurunan pekan lalu. Paling dalam terjadi pada indeks reksa dana pendapatan tetap yang turun 0,42%, diikuti kemudian indeks reksa dana saham yang turun 0,24%.

Indeks reksa dana campuran turun tak jauh berbeda yakni sebesar 0,22%.

Satu-satunya indeks reksa dana yang berkinerja positif adalah indeks reksa dana pasar uang yang menguat tipis 0,04%.

Hal ini sejalan dengan penurunan acuannya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,35% sepekan lalu dan di pasar surat utang, Infovesta Government Bond Index (IGBI) turun 0,35% dan Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) tumbuh 0,13%.

Di pasar saham tercatat net sell Rp 3,35 triliun di pekan lalu dan di pasar surat utang tercatat net sell Rp 6,51 triliun.

"Sentimen negatif berasal dari Omicron yang merupakan varian virus corona terbaru yang sudah masuk ke negara tetangga dan dikhawatirkan dapat menyebar ke dalam negeri," tulis laporan tersebut, dikutip Selasa (7/12/2021).

Memasuki Desember, dinilai akan masuk seasonality trend bagi manajer investasi untuk melakukan window dressing. Dalam tren ini, saham blue chip dengan kapitalisasi pasar besar akan ramai dikoleksi.

Secara tren, dalam 10 tahun terakhir rata-rata return bulanan IHSG sebesar 3,23%. Sejalan dengan IHSG, reksa dana saham dan campuran mencetak rata-rata kinerja yang cukup baik sebesar 2,82% dan 1,74%.

Laporan Infovesta menyebutkan bahwa return bulanan IHSG (6,53%), reksa dana saham (6,32%) dan reksa dana campuran (4,04%) pada Desember 2020 yang menjadi tahun awal transmisi pandemi tercatat cukup baik.

Namun penularan omicron yang sudah sampai ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia menjadi sentimen yang memberatkan pasar keuangan Indonesia.

"Kami memandang window dressing tahun ini masih berpeluang menarik di tengah bayangan sentimen Omicron. Sejumlah program pemerintah dalam pencegahan penyebaran varian Omicron dan return yang cukup baik pada window dressing 2020 (awal transmisi pandemi), menjadi katalis positif baik untuk kinerja pasar saham," tulis laporan tersebut.

"Hal tersebut merefleksikan peluang window dressing masih akan terjadi di penutupan tahun ini. Investor dapat mempertimbangkan saham maupun reksa dana saham, campuran serta reksa dana indeks yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar (blue chip)."


(mon/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ntap! Ini Produk Reksa Dana Paling Cuan, Ada Punya Anda?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular