Bunga BI Bakal Naik, Begini Efek ke Reksa Dana

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mandiri Sekuritas menilai tahun depan Bank Indonesia (BI) berpotensi untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Normalisasi tingkat suku bunga acuan ini diperkirakan akan terjadi hingga 2023 mendatang.
Chief of Economist Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy mengatakan kebijakan moneter Indonesia di tahun depan, seperti disampaikan BI akan pro-stability.
"Karena kita melihat ada risiko inflasi, kita melihat bahwa ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunganya 50 bps. Kita melihat dari suku bunga acuannya pro-stability," kata Leo dalam Economic Outlook 2022, Selasa (30/11/2021).
Kenaikan suku bunga ini akan berdampak langsung pada instrumen investasi, khususnya reksa dana dengan konstituen deposito dan surat utang.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kenaikan suku bunga ini akan berdampak positif pada reksa dana pasar uang. Meski tidak akan sebaik kinerja di tahun ini, namun kenaikan suku bunga ini akan memberikan efek positif pada naiknya tingkat suku bunga perbankan.
"Untuk reksa dana pasar uang proyeksi kinerja sekitar 3% di tahun depan yang sedikit lebih rendah dari tahun ini, kenaikan bunga justru akan berdampak positif pada pasar uang karena sebagian besar dananya pada deposito," kata Wawan kepada CNBC Indonesia, Selasa ini.
Lebih lanjut, untuk reksa dana pendapatan tetap, kenaikan tingkat suku bunga acuan ini dinilai akan memunculkan kekhawatiran naiknya yield obligasi dan harga obligasi yang turun.
"Tetapi untuk investor yang baru masuk saat ini justru diuntungkan dengan imbal hasil yang lebih baik. Perkiraan sekitar 6%-7% untuk tahun depan," terangnya.
Untuk diketahui, mengacu pada data Infovesta, reksa dana pasar uang sepanjang tahun ini hingga periode yang berakhir pada 26 November 2021 memberikan imbal hasil 2,84%. Tercermin dari indeks reksa dana pasar uang milik Infovesta.
Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap masih positif sebesar 2,13%, meskipun masih berada di bawah imbal hasil acuan reksa dana di angka 4,20%.
Total dana kelolaan instrumen pendapatan tetap mengalami kenaikan sebesar 11,63% menjadi Rp 157,28 triliun yang didukung oleh kenaikan unit penyertaan sebesar 15,07%.
"Hal tersebut merefleksikan minat terhadap instrumen pendapatan tetap masih tinggi, mengingat sifatnya yang relatif lebih aman sebagai instrumen investasi."
[Gambas:Video CNBC]
Ntap! Ini Produk Reksa Dana Paling Cuan, Ada Punya Anda?
(mon/hps)