Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
07 December 2021 09:14
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia pagi ini turun karena masih dibayangi oleh penyebaran Omricon. Laju harga tembaga pun diperkirakan masih akan melemah pada minggu ini hingga mendekati level US$ 9.000/ton.

Pada Selasa (7/12/2021) pukul 08.47 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.508,50/ton, turun 0,68% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Varian Omicron telah menyebar ke sekitar sepertiga negara bagian AS, tetapi versi Delta masih menyumbang sebagian besar infeksi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) karena kasus meningkat secara nasional, kata pejabat kesehatan AS, Minggu.

Para ilmuwan belum bisa menyimpulkan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron dan belum bisa memastikan apakah varian ini kebal terhadap vaksin yang ada. Varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu dan sejak itu telah menjangkit di lebih dari 30 negara.

Investor khawatir varian yang meluas dapat memberikan efek negatif terhadap pemulihan ekonomi dan dapat mengganggu permintaan tembaga dunia.

Dari sudut pandang teknikal, analis Reuters memperkirakan harga tembaga masih dapat menembus support di US$ 9.374/ton minggu ini, dan jatuh ke kisaran US$ 9.085/ton-US$ 9.245/ton.

Sedangkan resisten terdekat berada di US$ 9.503/ton. Jika kemudian harga tembaga mampu bangkit dan melewati garis tersebut, maka resisten selanjutnya berada di US$ 9.662/ton - US$ 9.920/ton.

TembagaSumber: Reuters

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular