
Omicron Mengancam RI, IHSG Rawan Koreksi Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik berpotensi mengalami tekanan pada perdagangan Senin ini (6/12/2021). Pelaku pasar dibayangi kekhawatiran pandemi akan meluas lagi seiring dengan merebaknya varian Omicron di berbagai negara di dunia.
Jumat akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,69% ke level 6.538,50 dengan nilai transaksi Rp 11,28 triliun. Pelaku pasar asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 527,68 miliar.
Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, setelah seminggu lalu IHSG turun sebesar -0.35% disertai net sell investor asing cukup besar senilai Rp 3,22 triliun, di awal minggu kedua bulan Desember ini, Senin, ada peluang IHSG untuk kembali tertekan alias turun merujuk turunnya Indeks DJIA Jumat sebesar -0.19%.
Pelemahan bursa saham AS seiring mengecewakannya data Nonfarm Payroll bulan November 2021 hanya tumbuh 210,000 pekerjaan, jauh di bawah konsensus ekonom sebesar 573,000 pekerjaan ditengah cukup tajamnya penurunan Tingkat Pengangguran kelevel 4.2%, di bawah konsensus ekonom sebesar 4.5%.
"IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 6.485 sampai 6.580," kata Edwin Sebayang, Senin (6/12/2021).
Sementara itu, NH Korindo Sekuritas Indonesia menyampaikan, pelaku pasar akan mencerna dampak dari data ini terhadap rencana the Federal Reserve untuk mempercepat kebijakan tapering.
Sementara itu, dari bursa domestik, IHSG juga ditutup melemah 0,69%; dengan investor asing membukukan net sell senilai Rp 545 miliar. Perkembangan Covid-19 varian Omicron yang telah terdeteksi di wilayah Asia Tenggara masih menjadi momok bagi pergerakan pasar saham.
Memasuki pekan baru, menurut NH Korindo, pergerakan IHSG masih berpotensi tertekan dalam rentang 6.480-6.600.
(sys/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada, Kejatuhan Lira Jadi Sentimen Negatif bagi IHSG
