Kabar Buruk! Investor Mulai Jauhi Rupiah, Ini Biang Keroknya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 03/12/2021 11:50 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (3/12) hingga menembus Rp 14.400/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah dalam 14 pekan terakhir. Jika dilihat ke belakang, rupiah tidak pernah menguat dalam 9 hari perdagangan, rinciannya 7 kali melemah dan 2 kali stagnan.

Bukan suatu kebetulan, saat rupiah melemah investor juga menjauhi rupiah. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.

Hasil survei tersebut menunjukkan pelaku pasar yang sebelumnya mengambil posisi beli (long) rupiah, kini berbalik menjadi jual (short).


Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei ini lagi-lagi konsisten dengan pergerakan rupiah, ketika investor mengambil posisi long rupiah akan menguat begitu juga sebaliknya.

Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (2/12/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,15, berbalik dari naik dari 2 pekan lalu -0,72.

Dari 9 mata uang yang disurvei, hanya yuan China yang masih diburu para pelaku pasar, dengan angka -0,88, naik tipis dari sebelumnya -0,87. Rupiah yang sebelumnya berada di urutan kedua kini menyusul mata uang lainnya yang sudah terlebih dahulu dijual pelaku pasar.

Analis mengatakan permintaan korporasi China yang tinggi, kebijakan penanganan virus corona yang sangat ketat (zero Covid policy) dan pembatasan perjalanan menjadi penopang daya tarik yuan.

"Virus corona Omicron lagi-lagi memberikan ketidakpastian pandemi yang melanda dunia, dan meningkatkan permintaan terhadap yuan, sebab China menerapkan zero Covid policy yang dapat memberikan kualitas safe haven terhadap mata uang tersebut," kata analis dari Maybank sebagaimana dilaporkan Reuters, Kamis (2/12).

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Omicron dan The Fed Buat Rupiah Terpuruk


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%

Pages