BUMN Mau Bentuk NAMCO, tapi Takut Jadi Seperti China Huarong

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 December 2021 15:45
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Badan Usaha Milik Negara (BUMN). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menjadikan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA menjadi National Management Asset Company (NAMCO). Pembetukan NAMCO ini tengah dalam proses kajian dan diharapkan hasil kajian ini bisa segera diimplementasikan.

Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono mengatakan jika keliru dalam penentuan model bisnis, ditakutkan PPA akan bernasib sama dengan perusahaan pengelola aset milik China, China Huarong Asset Management.

"Challenge-nya, kalau salah buat bisnis model bisa terjebak jadi AMC [asset management company] yang bukannya memberikan nilai tambah, malah meningkatkan risiko. Contohnya AMC China Huarong yang mengalami masalah keuangan. Jadi kita sangat hati-hati sehinga saat ini belum bisa share," kata Ari dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Rabu (1/12/2021).

Ari mengungkapkan pilar bisnis yang dijalankan oleh PPA adalah melakukan restrukturisasi perusahaan BUMN, melakukan investasi atas distressed asset, dan melakukan asset management activities.

"Di dalam tahap satu yang sedang dibicarakan, fokus tahap satu ini adalah restrukturisasi BUMN dan juga kepada investasi di distressed asset. Jadi kita belum masuk ke AMC," terang dia.

Untuk diketahui, China Huarong adalah BUMN milik China yang tugasnya sebagai manajemen aset yang berfokus pada distressed debt management. Namun sayangnya perusahaan ini mengalami permasalahan keuangan berat dengan tingkat utang yang tinggi.

Mengutip Reuters, dalam laporan keuangannya di Juni 2021, China Huarong mencatat kewajiban sebesar 1,54 triliun yuan atau setara dengan Rp 3.471,16 triliun (asumsi kurs Rp 2.254/yuan).

Nilai tersebut terrmasuk 107,5 miliar yuan atau Rp 242,30 triliun dalam utang obligasi yang jatuh tempo dalam satu tahun dan 577,9 miliar yuan atau Rp 1.257,50 triliun dalam pinjaman yang jatuh tempo dalam satu tahun.

Selain itu, menurut aturan perusahaan ini tak lagi memenuhi rasio kecukupan modal dan rasio leverage minimum.


(mon/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selamatkan Perusahaan 'Sakit', BUMN Siap Bentuk NAMCO!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular