Pemilik Restoran KFC Dkk Mulai Pulih, tapi Belum Bangkit

Feri Sandria, CNBC Indonesia
01 December 2021 12:50
Demo Pekerja KFC di Kemnaker RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Demo Pekerja KFC di Kemnaker RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

FAST

Emiten pengelola restoran waralaba yang memegang merek dagang KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 201,38 miliar pada kuartal ketiga 2021, turun 32,50% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 298,33 miliar.

Meski kerugian berhasil ditekan, pendapatan perusahaan tercatat mengalami penyusutan 3,62% menjadi Rp 3,45 triliun, dari semula sebesar Rp 3,58 triliun.

Mengutip laporan keuangan, manajemen FAST mengatakan melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan untuk menahan penyebaran Covid-19 mengakibatkan gangguan operasional yang menyebabkan penurunan penjualan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, perusahaan mempunyai 13.445 karyawan tetap, berkurang 790 karyawan dari akhir tahun lalu sebanyak 15.235 karyawan.

Pemangkasan jumlah karyawan salah satunya disebabkan karena jumlah gerai penjualan juga ikut berkurang. Meski demikian pengurangan jumlah gerai dalam sembilan bulan pertama tahun ini hanya sejumlah dua gerai dari total 738 pada akhir Desember 2020, kini tersisa 730 gerai.

Jika ditarik ke belakang perusahaan yang pada akhir September 2020 perusahaan mempunyai 16.075 karyawan tetap, memangkas 893 pekerja dari posisi 31 Desember 2019 sebanyak 16.968 karyawan tetap. Dengan kata lain dalam kurun waktu kurang dari dua tahun perusahaan telah memangkas 3.523 karyawan.

Aset perusahaan mengalami penyusutan menjadi Rp 3,54 triliun, dari posisi akhir tahun sejumlah Rp 3,72 triliun. Sebaliknya, liabilitas perusahaan meningkat menjadi Rp 2,49 triliun dari semula Rp 2,48 triliun. Alhasil ekuitas perusahaan tercatat turun 15,81% menjadi sebesar Rp 1,05 triliun dari semula Rp 1,24 triliun.

Per 30 September 2021, saham perusahaan dipegang oleh PT Gelael Pratama 39,84%, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) dari Grup Salim sebesar 35,84%, dan investor publik 24,24%.

PZZA

Emiten pengelola restoran waralaba Pizza Hut milik Grup Yum! Brands Inc, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) mencatatkan laba bersih Rp Rp 13,31 miliar pada kuartal ketiga tahun ini, kondisi ini berbalik dari rugi bersih Rp 8,63 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun kinerja laba tercatat mengalami perbaikan, pendapatan perusahaan malah tertekan menjadi Rp 2,50 triliun atau menyusut 6,11% dari pendapatan selama sembilan bulan pertama tahun lalu yang berada di angka Rp 2,66 triliun.

Naiknya laba perusahaan salah satunya didorong oleh turunnya komponen biaya, mulai dari beban pokok penjualan hingga beban operasi.

Beban pokok perusahaan tercatat turun menjadi Rp 861,52 miliar dari semula Rp 927,86 miliar, beban penjualan turun menjadi Rp 1,46 triliun dari semula mencapai Rp 1,58 triliun.

Penghematan dan efisiensi bisnis yang dilakukan manajemen di berbagai lini mampu meningkatkan laba perusahaan di tengah tahun ini.

Sepanjang sembilan bulan awal tahun ini, perusahaan juga menambah satu gerai baru menjadi dari akhir tahun lalu, di mana perusahaan tercatat mengoperasikan 520 gerai pada akhir Desember 2020.

Meski gerai bertambah, jumlah karyawan malah mengalami pemangkasan dari total 5.787 karyawan tetap pada akhir tahun lalu, kini berkurang 202 menjadi 5.585 karyawan pada akhir Juni

Aset perusahaan turun menjadi Rp 2,11 triliun dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 2,23 triliun. Liabilitas perusahaan juga tercatat turun menjadi Rp 1,01 triliun dari semula Rp 1,08 triliun. Alhasil ekuitas tercatat turun tipis dengan nilai mencapai Rp 1,10 triliun.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular