Emiten Pengelola KFC (FAST) Ungkap Alasan Kinerja Lesu

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
13 June 2024 14:25
Dok KFC Indonesia
Foto: Dok KFC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengelola restoran pengelola jaringan KFC Indonesia dan Taco Bell, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) buka suara terhadap turunnya daya belu dan imbas krisis Timur Tengah yang memberikan dampak negatif pada kinerja keuangan perseroan.

Perusahaan mengungkapkan bahwa dampak dari pandemi sudah tidak lagi terasa, namun sekarang turunnya daya beli menjadi penekan kinerja perusahaan.

"Proses pemulihan [setelah pandemi] mengalami perlambatan karena turunnya daya beli masyarakat," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi BEI.

Manajemen KFC juga mengungkapkan konflik Timur Tengah juga menjadi alasan kinerja perusahaan masih belum dapat mencatatkan pertumbuhan positif.

"Memasuki kuartal terakhir2023 keadaan diperberat dengan adanya boikot terhadap brand-brand asal Amerika Serikat sebagai imbas dari konflik Timur Tengah," ungkap Manajemen.

Perusahaan juga secara tegas menyebut bahwa manajemen KFC Indonesia terus mendukung kebijakan pemerintah terkait konflik Timur Tengah.

Terkait peluang bisnis ke depan, FAST menyebut akan melakukan sejumlah terobosan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen mengungkapkan perseroan tetap berkomitmen pada peningkatan kualitas layanan melalui inovasi digital dengan mengoptimalkan aplikasi KFCku dan Self Service 'Terminal (SST) yang memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengakses layanan di setiap gerai.

"Selain itu kolaborasi dengan aggregator terus dilakukan untuk mempermudah pelanggan dalam mengakses produk dan layanan yang disediakan oleh Perseroan," tulis manajemen, Kamis (13/6).

Selain itu, dalam menghadapi kompetitor dan dapat bertahan di industri makanan, perseroan berupaya melakukan inovasi produk makanan dan kemasan termasuk mengadopsi cita rasa makanan lokal.

"Variasi menu yang dinamis diharapkan dapat menghadirkan pengalaman baru bagi pelanggan dan mencegah kejenuhan pasar. Inovasi ini juga untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam," ungkapnya.

Sebagai informasi, FAST mencatatkan kenaikan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I tahun 2024 menjadi Rp 196,21 miliar. Kerugian tersebut membengkak sebesar 789,33% dibanding periode yang sama 2023 rugi Rp 22,06 miliar.

Kerugian tersebut, seiring pendapatan sepanjang kuartal I tahun 2024 yang turun 17,23% menjadi Rp 1,18 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 1,42 triliun pada kuartal I-2023.

Beban pokok penjualan serta beban penjualan dan administrasi di kuartal I ini turun menjadi Rp 514,43 miliar dan Rp 703,63 miliar. Beban umum dan administrasi serta beban operasi lainnya meningkat menjadi Rp 199,94 miliar dan Rp 8,10 miliar dibanding sebelumnya.

Selanjutnya, penghasilan dari operasi lain turun dari Rp 17,74 miliar menjadi Rp 16,04 miliar. Sehingga rugi usaha FAST melambung menjadi Rp 231,46 miliar dari sebelumnya Rp 12,70 miliar.

Adapun total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 535,30 miliar dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 723,88 miliar. Sementara total liabilitas naik dari Rp 3,19 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp 3,43 triliun pada akhir Maret 2024.

Sedangkan untuk total aset perseroan naik tipis menjadi Rp 3,96 triliun pada 31 Maret tahun 2024 dibanding posisi 31 Desember lalu yang sebesar Rp 3,91 triliun.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rugi Rp 557 M Imbas Boikot, Saham KFC (FAST) Ambruk 20% Sepekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular