Pegang 67,4% Kredit UMKM, BRI Optimis Pertumbuhan di 2022

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Rabu, 01/12/2021 11:25 WIB
Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyalurkan kredit UMKM sebesar 67,4% dari total kredit UMKM nasional, sekaligus turut serta meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, selama 4-5 bulan terakhir setelah adanya gelombang kedua Covid-19, kredit usaha mikro dan kecil BRI masih meningkat dan posisinya sudah mencapai di atas pre-covid atau sebelum adanya pandemi.

"Angka pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa para pelaku UMKM telah recovery. Tinggal bagaimana kita menjaga kondisi pengendalian Covid-19 ini agar semakin baik dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan," tambah Supari dalam keterangan tertulis, Rabu (1/12/2021).


Hingga kuartal III-2021, tercatat kredit UMKM BRI tumbuh 12,5% yoy sehingga nominalnya kini telah mencapai Rp 848,6 triliun. Supari menyebut kapasitas menabung pelaku UMKM mulai meningkat.

Menurut dia, sebelum pandemi persentase pertumbuhan mencapai 16%, kemudian mengalami penurunan pada 2020 menjadi 5,8%. Adapun hingga kuartal III-2021 persentase pertumbuhannya sekitar 6,3%.

Dia memproyeksikan tren ini akan terus meningkat dan tahun depan pertumbuhannya sudah akan mendekati sebelum Covid-19. Berdasarkan riset dari Indeks UMKM BRI, menunjukkan akan ada proyeksi pertumbuhan yang atraktif pada triwulan IV-2021. Apabila kondisi ini bisa dipertahankan, kata dia, maka pertumbuhan UMKM pada 2022 akan membaik.

"Jika hal tersebut terjadi, maka sesungguhnya akan ada percepatan recovery. Saya memprediksi semester II-2022 itulah nanti benar-benar para pelaku UMKM mengalami kondisi seperti pre-covid, yang prediksi awalnya sesungguhnya terjadi pada kuartal pertama 2023. Jadi kami perkirakan pemulihannya akan berlangsung lebih cepat," tegasnya.

"Di sisi lain, BRI terus mendorong para pelaku UMKM semakin adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnisnya. BRI juga telah mempunyai framework pemberdayaan yang sangat terstruktur," ujar dia.

Pemberdayaan tersebut dimulai dari literasi dasar, literasi bisnis untuk meningkatkan kapasitas, maupun literasi digital untuk semakin beradaptasi terhadap kebutuhan bisnis di tengah pandemi. BRI memiliki model bisnis yang sangat efisien, di mana para pelaku UMKM dapat melakukan self-assessment untuk meningkatkan skala usaha.

Pada triwulan III-2021, BRI juga telah selesai melakukan proses Holding Ultra Mikro. Sehingga 22 juta data dari pelaku usaha mikro dan ultra mikro dapat terintegrasi.

"Hari ini kami sudah mengintegrasikan data dengan lembaga-lembaga terkait dan kemarin kami sempat juga ekspos di media bahwa kami sudah terhubung dengan Kementerian Investasi untuk digitalisasi dan integrasi proses mendapat perizinan NIB dan juga sertifikasi halal," tambah Supari.

Dalam model pemberdayaan, BRI pun melengkapi modul-modul yang bisa diakses secara digital melalui Link-UMKM. Hal tersebut diperkuat dengan kolaborasi antar lembaga sehingga pemberdayaan-pemberdayaan UMKM dapat dilakukan secara langsung, seperti melalui jejaring rumah BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, beberapa asosiasi, dan pihak-pihak universitas dan instansi yang mengelola lembaga-lembaga inkubasi.

"Untuk menajamkan pemberdayaan, perseroan pun memperkuat klaster bisnis binaan. Saat ini BRI telah memiliki 11.000 lebih klaster bisnis binaan dengan tempat bisnis yang menjadi ikon, produk unggulan dari desa, dan juga pengembangan entitas-entitas lainnya," lanjut Supari.

Di samping itu, kata dia, BRI juga memiliki program yang memudahkan akses terhadap pasar seperti bazar mini yang rutin dilakukan di seluruh Indonesia.

"Tujuannya adalah untuk memperluas akses pasar mereka dan juga bagian kami untuk mengedukasi mereka dengan cara-cara berjualan yang kekinian tentunya, online kemudian juga membentuk cashless society," imbuh Supari.

Selain itu, BRI memfasilitasi pasar.id sebagai solusi bagi para pedagang pasar di masa pandemi yang tidak bisa berjualan secara langsung. Saat ini sekitar 6.850 pasar sudah tergabung dan platform pun dikelola oleh para pedagang pasar secara langsung sehingga sarat dengan kearifan lokal.

BRI pun tengah memperkuat ekosistem komoditas. Sehingga diharapkan menciptakan efisiensi dan mendorong kestabilan harga. Salah satunya, masuk ke ekosistem telur di beberapa daerah serta ekspansi ke komoditas jagung, ikan, susu, kopi dan bawang merah.

"Harapannya, platform ini dapat menjaga stabilitas harga atau tidak setidaknya kalau harga itu volatile, maka di titik rendah sekalipun masyarakat para pelaku usaha masih bisa menikmati keuntungannya," tutupnya.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ini Kinerja Emiten Bank Big Cap, Ada BMRI, BRIS dan BBRI